Breaking News
Home / Ulumuddin / Kisah Islam / Nabi Muhammad SAW Penutup Para Nabi

Nabi Muhammad SAW Penutup Para Nabi

Nabi Muhammad SAW dilahirkan di Makkah pada hari senin tanggal 12 Robiul Awwal tahun Gajah yang bertepatan dengan tanggal 20 April tahun 571 M. Tahun kelahiran beliau ini lebih dikenal dengan nama Tahun Gajah, karena pada waktu itu terjadi suatu peristiwa besar, yaitu datangnya pasukan bergajah menyerbu Mekkah dengan tujuan menghancurkan Ka’bah. Pasukan gajah itu dipimpin oleh Abrahah. Gubernur Kerajaan Habsyi di Yaman. Tetapi pasukan besar itu akhirnya hancur binasa karena diserang oleh beribu-ribu burung Ababil yang menjatuhkan batu panas di atas mereka. Beberapa bulan setelah sebuah tentara gajah itulah, Nabi Muhammad SAW dilahirkan.

Nabi Muhammad SAW dilahirkan dalam keadaan Yatim karena ayahnya, Abdullah meninggal dunia kira-kira 7 bulan sebelum beliau lahir. Ketika beliau lahir, kakeknya yaitu Abdul Muthalib memberi nama Qustam : Namun ibunya, Aminah, berkata kepada Abdul Muthalib : ”Dalam mimpiku aku diperintahkan untuk memberi nama Muhammad.” maka Abdul Muthalib pun mengumumkan nama cucunya itu dengan nama Muhammad. Masyarakat Arab Quraisy merasa heran karena nama itu tidak lazim dikalangan masyarakat Arab ketika itu. Ketika di tanya tentang hal itu, Abdul Muthalib menjawab : ”Aku berharap agar ia dipuji Tuhan di langit dan dipuji manusia di bumi”. (Dalam bahasa Arab, Muhammad artinya orang yang terpuji (dipuji).

nabi muhammad sawTidak ada nabi sesudah beliau, beliau merupakan penutup para nabi. Dalam haditsnya beliau bersabda :

Perumpamaan aku dengan nabi sebelumku ialah seperti seorang lelaki yang membangun sebuah bangunan, kemudian ia memperindah dan mempercantik bangunan tersebut, kecuali satu tempat batu bata disalah satu sudutnya. Ketika orang orang mengitarinya, mereka kagum dan berkata, bilakah batu bata ini diletakkan ?” akulah batu bata itu, dan aku adalah penutup para nabi” ( HR Bukhari & Muslim ).

Dakwah para nabi didasarkan pada dua asas, pertama, aqidah, dan kedua adalah syariat dan akhlak. Sebagaimana Allah SWT dengan firmannya :

۞شَرَعَ لَكُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِۦ نُوحٗا وَٱلَّذِيٓ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ وَمَا وَصَّيۡنَا بِهِۦٓ إِبۡرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰٓۖ أَنۡ أَقِيمُواْ ٱلدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُواْ فِيهِۚ كَبُرَ عَلَى ٱلۡمُشۡرِكِينَ مَا تَدۡعُوهُمۡ إِلَيۡهِۚ ٱللَّهُ يَجۡتَبِيٓ إِلَيۡهِ مَن يَشَآءُ وَيَهۡدِيٓ إِلَيۡهِ مَن يُنِيبُ ١٣

Artinya : Dia telah mensyari´atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).

Tidak mungkin ada perbedaan aqidah antara dakwah antara satu nabi dengan nabi lainnya. Tidak mungkin seorang nabi diutus untuk menyampaikan kepada manusia bahwa Allah adalah salah seorang dari yang tiga, kemudian mengutus nabi lain yang dating sesudahnya untuk menyampaikan kepada manusia bahwa Allah Maha satu, tiada sekutu bagi-Nya. Masing masing dari kedua nabi sangat jujur. Tidak pernah berkhianat terhadap apa yang diajarkannya.

Nabi Musa misalnya, sebagaimana yang tertuang dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran ayat 50 :

وَمُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيَّ مِنَ ٱلتَّوۡرَىٰةِ وَلِأُحِلَّ لَكُم بَعۡضَ ٱلَّذِي حُرِّمَ عَلَيۡكُمۡۚ وَجِئۡتُكُم بِ‍َٔايَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ ٥٠

Artinya : Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.

Demikian pula Nabi Isa ketika diutus membawa Islam, Firman Allah SWT :

۞فَلَمَّآ أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنۡهُمُ ٱلۡكُفۡرَ قَالَ مَنۡ أَنصَارِيٓ إِلَى ٱللَّهِۖ قَالَ ٱلۡحَوَارِيُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ ٥٢

Artinya : Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri

Muncul pertanyaan berikutnya, mengapa pengikut Nabi Musa AS menganggap mereka menganut aqidah yang lain, begitu pula yang terjadi pada pengikut Nabi Isa AS, Allah SWT menjelaskan dalam Surah Ali Imran 19 dan Surah As-Syura 14

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَٰمُۗ وَمَا ٱخۡتَلَفَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلۡعِلۡمُ بَغۡيَۢا بَيۡنَهُمۡۗ وَمَن يَكۡفُرۡ بِ‍َٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ ١٩

Artinya : Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya

وَمَا تَفَرَّقُوٓاْ إِلَّا مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلۡعِلۡمُ بَغۡيَۢا بَيۡنَهُمۡۚ وَلَوۡلَا كَلِمَةٞ سَبَقَتۡ مِن رَّبِّكَ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمّٗى لَّقُضِيَ بَيۡنَهُمۡۚ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ أُورِثُواْ ٱلۡكِتَٰبَ مِنۢ بَعۡدِهِمۡ لَفِي شَكّٖ مِّنۡهُ مُرِيبٖ ١٤

Artinya : Dan mereka (ahli kitab) tidak berpecah belah, kecuali setelah datang pada mereka ilmu pengetahuan, karena kedengkian di antara mereka. Kalau tidaklah karena sesuatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulunya (untuk menangguhkan azab) sampai kepada waktu yang ditentukan, pastilah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang diwariskan kepada mereka Al-Kitab (Taurat dan Injil) sesudah mereka, benar-benar berada dalam keraguan yang menggoncangkan tentang kitab itu

Jadi apa yang menjadi perbedaan selama ini terjadi dikalangan ahli kitab, yang sejatinya mereka mengetahui kesatuan agama ini, namun para ahli kitab berpecah dan berdusta atas para nabi.

Demikian artikel singkat mengenai Nabi Muhammad SAW Penutup Para Nabi. Semoga bermanfaat.

Silahkan berkunjung ke laman sosial kami  likehistory2   follow-us-on-twitter

 

 

 

 

Facebook Comments Box

Check Also

Hukum Memakai Rambut Palsu atau Wig

Perkembangan sosial tentu diikuti model gaya hidup yang semakin berkembang pula, berikut pula cara berpenampilan. …