Breaking News
Home / Syeikhona Prof. Dr. KH. Abd Muiz Kabry / Al-Qaulu Shadiq / Batas Kemampuan Ingatan dan Sikap Disaat Teringat Allah SWT

Batas Kemampuan Ingatan dan Sikap Disaat Teringat Allah SWT

Batas Kemampuan Ingatan dan Sikap Disaat Teringat Allah SWT

Batas Kemampuan Ingatan dan Sikap Disaat Teringat Allah SWT       1Adapun tapal batas atau tempat terpusatnya ingatan adalah :

Dzat ke-Esaan Allah SWT

Firman Tuhan dalam surat al-Baqarah  ayat 152

فَاذْكُرُ‌ونِي أَذْكُرْ‌كُمْ

Artinya:”Karena itu,ingatlah kamu kepada-ku,niscaya aku ingat pula kepadamu”.

Menurut pendapat sebagian ulama Tasawuf pengertian yang dimaksud oleh ayat”…..”ingatlah kepada-Ku ,adalah menunjuk kepada Dzat Allah swt.

Sifat Kamilnya Allah SWT

Firman Tuhan dalam surat al-A’raf ayat 205 :

وَاذْكُر‌ رَّ‌بَّكَ

Artinya:”Dan sebutlah nama Tuhanmu”.

Jadi semua sifat  kamilnya Allah swt.keseluruhannya dapat menjadi tempat terpusatnya ingatan sebagaimana diperbolehkannya sifat dituhankan nya dijadikan tempat terpusatnya ingatan.

Nama ke-Agungan  Tuhan.

Firman Tuhan dalam surat al-Anfal ayat 45 :

وَاذْكُرُ‌وا اللَّـهَ كَثِيرً‌ا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿٤٥

Artinya:”Dan sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”.

Sesungguhnya lafadh jalal ( أَللهُ) adalah satu dari nama keagungan Allah swt. Jadi setiap nama Allah swt.dapat semua menjadi tempat terputusnya ingatan sebagaimana dibenarkannya lafadh Jalal (  أَللهُ  ).

Ada sebagian Ulama-Ushul menjadikan tempat terpusatnya ingatan itu pada sesuatu ciptaan Allah swt.dengan melalui pemecahan pemikiran terhadap sesuatu itu ,yang pada akhirnya juga terpusat pada Allah swt.

Keterangan tersebut diatas merupakan suatu kejelasan bagi kita tentang tempat terpusatnya ingatan. Dan barangsiapa mengerjakan ingatannya terpusat pada sesuatu selain dari pada yang telah diutarakan ,maka sungguh telah tersesat secara  terang-terangan ,misalnya dijadikan sebagai tempat terpusatna ingatan ,yang sebenarnya adalah sesuatu yang hanya dibuat-buatnya sendiri,seperti Nur(cahaya) yang bermacam-macam ,I’tibar tertentu ,atau berpegang pada faktor yang berhubungan dengan keluar masuknya nafas dan selain dari pada itu,yang termsuk dalam kategori terekat-tarekat atau perinsip-perinsip yang diajarkan oleh golongan tarekat yang bathil.

Maka adalah menjadi kewajiban bagi kita untuk menjauhi dan meninggal sekiranya kita pernah menerimanya.Cukuplah bagi kita sebagai tempat berpegang teguh dan bersungguh-sungguh hanyalah pada jalan yang secara jelas berasal dari Allah swt.dan Rasul-Nya. Dan insya Allah swt.kita akan selamat didunia dan diakhirat kelak.

Sikap Disaat Teringat Allah SWT

Salah satu masalah yang menggugah hati manusia yang mengabdi kepada Allah swt.adalah anggapan yang teguh dan perinsip yang kokoh disaat dia sampai pada Tuhannya ,sebab sedikit saja terpeleset  atau tersalah,niscaya I’tikaqadnya akan rusak. Misalnya dikiranya sihamba itu telah bersatu dengan Tuhannya disaat terpusatnya ingatan mereka kepada Tuhan. Sehingga ia beranggapan tak ada lagi hamba, tinggal Tuhan semata-mata. Dia telah men-Tuhankan pula dirinya.

Tidak ada keragu-raguan lagi bahwa sesungguhnya adalah mustahil sihamba itu menjadi Tuhan sekalipun telah terpusat ingatannya kepada Allah swt.Yang jelas hamba tetap hamba dan Tuhan tetap Tuhan.Barangsiapa yang mengi’tiqadkan bahwa tidak ada lagi hamba semua sudah meningkat menjadi Tuhan sungguh dia telah menjadi kafir.

Dalam salah satu hadits qudsi Tuhan menekankan perlunya berbaik sangka terhadap Allah swt.sebagaimana yang berbunyi :

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى فَلْيَظُنَّ بِى خَيْرًا

Artinya:”Sungguh aku ini berada dalam sangkaan hambaku ,maka seharusnya dia berbaik sangka terhadap diri-Ku”.

Menjadi keharusan bagi kita untuk berbaik sangka terhadap Allah swt.sebab Tuhan itu hanya dapat dipastikan berada dalam anggapan atau sangkaan yang baik dari si hamba.

Dalam hadits qudsi yang lain Tuha n berfirman :

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى حَيْثُ يَذْكُرُنِى, إِنْ ظَنَّ خَيْرًا فَلَهُ وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ

Artinya :”Sesungguhnya aku ini berada dalam sangkaan hamba-Ku,jika sangkaan itu baik maka baiklah dia dan sekiranya sangkaan itu tidak baik maka jahatlah dia”.

Jelaslah bahwa menjadi keharusan bagi kita untuk memperbaiki ingatan dan mengkokohkan hati dikala mengingat kepada Allah SWT.

Demikian penjelasan tentang Batas Kemampuan Ingatan dan Sikap Disaat Teringat Allah SWT

Yang tertuang  dalam Kitab Al-Qaulus Shadiq Karya KH. Abd Rahman Ambo Dalle. Semoga bermanfaat.
====
Silahkan like FB Fan Page FB Fan Page atau follow Twitter PP. Al-Badar

====

Terjemah Kitab :

اَلْقَوْلُ الصَّادِقُ فىِ مَعْرِفَةِ اْلخَالِقِ

Karya KH. Abd Rahman Ambo Dalle

Oleh : KH. Abd Muiz Kabry

Pare-Pare, 18 Jumadil Akhir 1396 H / 17 Mei 1976 M



Facebook Comments Box

Check Also

aswaja

Problematika Ahlussunnah Wal Jamaah ( Aswaja )

Pengertian Ahlussunnah Wal Jamaah Kata “Ahlussunnah” terdiri dari dua suku kata yaitu ’ahlu’ yang berarti …