Breaking News
Home / Kolom / Pengertian, Asas, dan Sistem Pendidikan Kader Muslim

Pengertian, Asas, dan Sistem Pendidikan Kader Muslim

Pengertian, Asas, dan Sistem Pendidikan Kader  Muslim

Pendidikan kader muslim merupakan suatu pengertian yang mencakup dua rangkaian suku kata, ypendidikan kader muslimaitu pendidikan kader yang merupakan kelompok suku kata pertama dan muslim adalah suku kata yang kedua. kedudukan suku kata yang kedua sebagai sifat dari kelompok kata pertama. Sifat ini menempatkan kelompok suku kata pertama dalam fungsi yang khas yaitu menjadi peristilahan dalam rangka pengkaderan muslim.

Pendidikan kader muslim, merupakan daya hidup muslim, merupakan daya hidup muslim sebab kelangsungan penerapan ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari urgensi dan peranan kader-kader muslim.

Pengertian Pendidikan Kader Muslim

Memberikan batasan pengertian terhadap istilah yang didapat dalam rangkaian karangan ini sangat penting artinya untuk mencegah kesimpangsiuran dalam panafsiran. Begitu pentingnya batasan pengertian Imam Ghazali pernah mengatakan bahwa:

“Batasan (definisi) pada hakekatnya adalah adalah jawaban daripada pertanyaan yang ada pada ruang (masa pertanyaan menjadi ramai di bcarakan orang).  oleh karena itu, batasan  (defenisi) itu sendiri tidak mampu memberikan jawaban segala pertanyaan itu sama lainnya berbeda, tentu saja jawabannya pun berbeda.

Atas dasar sistem berfikir demikian, maka pengertian yang akan dicapai dalam rangka analisa masalah adalah sebagai berikut: Pendidikan adalah berhubungan dengan konsep memberi informasi dan pengetahuan, serta mengembangkan bakat yang terpendam pada anak didik.

Kader berasal dari kata Perancis yaitu “Le Cadre du Tableau” yang mempunyai arti pigura dari lukisan. Sedangkan dalam bahasa Inggris kata kader (cadre) sering diartikan frame work or skeletion” yang berarti kerangka atau tulang berulang.

Artinya : Muslim adalah orang yang menganut agama Islam.

Adapun pengertian defenisinya dilihat dari sudut istilah adalah : Pendidikan menurut Prof. Khurshid Ahmad, M.A. adalah, “suatu latihan mental, fisik, dan moral untuk memproduksi (menghasilkan) pria dan wanita yang berbudayakan tinggi, yang cakap melaksanakan kewajiban mereka sebagai manusia yang baik dan sebagai warga negara yang patut.”

Kader adalah tenaga gamblengan, tenaga inti dan merupakan kekuatan baru yang cukup cakap serta bertanggung jawab dalam kepemimpinan umat dan jalannya organisasi atau mekanisme masyarakat.

Jadi, pendidikan kader muslim pada hakekatnya adalah suatu usaha untuk mengembangkan potensi bakat dan kapasitas kemampun tertentu dengan mempergunakan pelbagai pengaruh lingkungan yang sesuai dengan norma-norma Islam dalam rangka mendidik setiap calon kader, guna terbentuknya pribadi yang merupakan elemen aktif yang meyakini idiologinya serta bertanggung jawab dalam membina dan meneruskan perjuangan dalam mencapai tujuannya.

Asas Pendidikan Kader Muslim

Dalam pelaksanaan pendidikan kader muslim diperlukan adanya asa yang menjadi landasan dasar dan titik tumpuhan. Asas ini bersumber dari dua elemen yaitu:

Asas yang Bersumber dari Ajaran Islam

Asas yang bersumber dari ajaran Islam pada hakekatnya tercermin dalam suatu hadits Rasulullah SAW. yang berbunyi:

Artinya : Diriwayatkan oleh Haris Bin Amar (Ibnu Mughirah Ibnu Su’bah) yang disandarkan kepada Muadz R.A., ketika Rasulullah SAW. mengutusnya ke Yaman. Bersabda Rasulullah saw. kepada Muadz, ” Bagaimna engkau menghukum bila diajukan kepadamu suatu masalah?” Dia menjawab. ” aku akan meghukum apa yang ada dalam kitabullah.” Jika kamu tidak menemukan dalam kitab Allah? ” Muadz menjawab.” saya akan menghukum berdasarkan sunnah Rasulullah.” jika engkau tidak menemukan dalam dalam sunnah Rasulullah dan kitabullah.? Muadz berkata” aku akan berijtihada dengan fikiranku dan tidaklah aku berlaku lalai.” Berkata Muadz,” Maka Rasulullah menepuk dadaku dan beliau bersabda, ” Segala puji bagi Allah yang memberi taufik kepada utusan rasulullah saw. (Diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi)

Asas Pembinaan Kader Muslim

Berpijak diatas dasar pengertian dan keyakinan bahwa setiap muslim adalah manusia yang oleh Allah swt. dilahirkan didunia ini dengan berbagai macam perlengkapan tubuh secara fisik, bilogis mental psychologis, dan sosial cultural dan sifat-sifata bawaan yang  erupakan sifat asali (fithrah) dari setiap manusia, maka pembinaan kader muslim pada hakikatnya dimaksudkan sebagai suatu usaha menyusun dan meningkatkan kualitas calon kader dengan memperhatikan sifat-sifat bawaan dan berbagai macam perlengkapan tadi. Diantara sifat bawaan tadi adalah pembawaan untuk menjadi kader atau pimpinan sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah saw..:

Artinya: Kamu semua adalah penggembala dan kamu semua dimintai pertanggung jawaban gembalaannya. Maka seorang -pemimpin yang memimpin orang yang banyak adalah gembala yang diminta pertanggung jawabannya atas gembalaannya itu. Dan seorang istri adalah gembala dalam rumah suaminya dan akan diminta pertanggungjawabannya. Dan anak adalah gembala atas harta bapaknya dan ia bertanggung jawab atas penjagaannya itu. Dan seorang hamba adalah gembala atas harta tuannya dan ia akan diminta pertanggungjawabannya atas gembalanya itu.

Setiap muslim yang normal menurut kenyataan dalam hidupnya akan bisa melepaskan diri dari tugas dan tanggung jawab sebagai pemimpin, baik pada bidang kerja yang besar maupun pada bidang kerja yang sekecil-kecilnya. Untuk lahirnya kader atau pemimpin yang baik harus diingat bahwa bagaimanapun besarnya potensi bakat bawaan tidak akan tumbuh dengan baik apabila tidak ada kondisi – kondisi yang mengembangkannya. Teori dan pengalaman telah membuktikan bahwa antara yang dasar dan ajar akan saling mempengaruhi dan dapat berakibat memperkuat atau memperlemah pada unsur-unsur yang palin dominan dari pembawaan dasarnya.

Dengan memperhatikan kondisi-kondisi obyektif semacam itu, maka dalam rangka pembinaan kader muslim diperlukan adanya asas pembinaan yang dijadikan sebagai patokan dasar dalam menggarap pengembangan bakat-bakat bawaan calon kader. Asas pembinaan tersebut adalah:

Asas sistematis konsepsional

Menjadi seorang kader yang baik menempuh proses yang cukup panjang dan kompleks. Pelaksanaan pendidikan kader secara formal melalui latihan-latihan yang bermacam-macam tingkatannya maupun yang sifatnya informal training merupakan momentum kecil sekiranya ditinjau dari segi waktu pelaksanaannya. Akan tetapi, bila dipandang dari sudut pembinaan secara sistematis konsepsional adalah sangat bermanfaat dalam pengembangan pengetahuan dasarnya karena melalui momentum itulah terjadi proses pembinaan yang disengaja dan terencana.

Asas Istiqamah (kontinyu)

Pembinaan kader secara kontinyu ditempuh dengan memberikan follow up terhadap latihan formal yang telah dijalani. Follow up yang sebaik-baiknya adalah memberi kesempatan kepada calan kader ikut serta dalam latihan-latihan formal yang lebih tinggi tingkatannya maupun melalui praktek-praktek dilapangan ataupun informal training lainnya.

Asas Intensif

Pembinaan kader secara intensif dimaksudkan adanya kontinyuitas dan periodisasi dari masing-masing tingkat. Dengan priodisasi ini kita harapkan adaanya pembinaan kader secara bertahap dapat dipertumbuhkan berdasarkan hasil evaluasi dari pembinaan kader sebelumnya. Ini berarti pembinaan kader tidak terbatas pada suatu generasi saja dan bukan sekedar formalitas semata-mata.

Asas Koordinatif

Asas kordinatif memegang peranan penting dalam menciptakan keseragaman pembinaan kader muslim. Asas ini besar pula peranannya dalam usaha terwujudnya kader-kader inti atau calon pimpinan yang memiliki pola pemikiran dan pola kepemimpinan yang seragam sehingga satu sama lainnya mudah mengadakan kerja sama dalam mencapai tujuan.

Sistem Pengkaderan Kader Muslim

Yang dimaksud dengan sistem pengkaderan adalah susunan latihan dalam rangka pendidikan dan pembianaan kader yang diatur berdasarkan tingkat-tingkat pengetahuan, kecakapan, pengalaman dan fungsi anggota peserta latihan didalam organisasi.

Pada dasarnya sistem pengkaderan dapat dibagi atas tiga bagian pokok yaitu:

Bentuk pengkaderan formal

Bentuk pengkaderan formal adalah pengkaderan yang menurut sistemnya terdiri atas beberapa tingkatan training yaitu:

a.   Latihan kader dasar (LKD) atau Basic Training (Batra)

Latihan pada tingkat dasar ini dimaksudkan untuk menanamkan idiologi, baik dalam arti keyakinan keagamaan maupun dalam arti falsafah hidup sebagai warga negara. Latihan dasar ini dimaksudkan pula untuk mengenalkan prinsip-prinsip perjuangan organisasi (organisasi) disamping merupakan arena pembinaan sikap mental dan menyadari fungsinya sebagai seorang kader muslim. Dengan memberikan latihan pengembangan intelegensia serta kecakapan tertentu diharapkan akan dapat menjadi anggota pelaksana biasa ataupun sebagai pemegang suatu jabatan.

b.  Latihan kader lanjutan (LKL) atau Intermediate Trainig (MATRA)

Latihan kader tingkat menengah ini diikuti oleh anggota peserta yang telah mengikuti latihan tingkat LDk atau yang setaraf dengan itu dan telh mempraktekkan dalam kehidupan masyarakat (organisasi). Dalam latihan kader lanjutan (menengah) ini peserta latihan akan dididik dan dibina lebih lanjut agar memiliki kemampuan guna memenuhi dengan baik penyelenggaraan organisasi. Dengan melatihnya untuk memiliki kemampuan dalam memimpin dan penyelenggaraan suatu pola kepemimpinan dalam masyarakat (organisasi) disamping pemantapan terhadap idiologi dan prinsip – prinsip perjuangan organisai, maka mereka yang telah menempuh tingkat latihan yang menengah ini sudah dapat menghidupkan kepemimpinan ditempat ia berada.

c.   Latihan Kader Tinggi (LKT) atau Advenced Training (VENTRA)

Mereka yang ikut latihan tingkat LKT ini adalah mereka yang mengikuti latihan tingkat menengah atau suatu latihan yang dianggap setaraf dengan itu. Demikian pula mereka yang telah memegang jabatan kepemimpinan pada eloson tertentu. Pada tingkat latihan ini diarahkan pada pembinaan pengetahuan metoda berfikir (logika), metoda perjuangan, metoda perumusan serta penulisan karya ilmiah dan pola-pola berfikir dalam mengatasi sesuatu problema.

Dengan latihan kader tinggi ini diharap siapnya kader-kader yang memiliki kematangan konsepsional dalam rangka kegiatan operasionalnya dan kemampuannya dalam menjabarkan sesuai tuntutan keadaan dan kondisi tempat ia berada

d. Latihan Instruktur Kader (LIK) atau Instruktur Training Course (ITC)

Latihan instruktur kader dimaksudkan untuk melatih calon-calon Instruktur yang dipersiapkan menjadi pembina terutama pada latihan tingkat dasar, menengah maupun tingkat MATRA. Melalui latihan Instruktur Kader, dari para calon Instruktur diharapkan akan timbulnya atau dikembangkannya hal-hal berikut ini :

  • sikap mental idiologis
  • sikap kepemimpinan (kepribadian pemimpin)
  • peningkatan intelegensia dan keterampilan (skill)
  • mengklasifisir frosessinya menurut perkembangan bakatnya

Bentuk Pengkaderan Informal

Pengkaderan informal adalah suatu bentuk pengkaderan yang tidak diatur menurut jenjang yang ada pada pengkaderan formal, tapi diatur menurut kepentingan yang mendesak dari masing-masing tingkat organisasi basis dalam menanggulangi kebutuhan yang menyangkut bidang-bidang tertentu. Misalnya Up grading, Kursus coaching, aplikasi dan lain-lain.

Bentuk Pengkaderan Non Formal

Bentuk pengkaderan non formal adalah suatu bentuk pengkaderan yang langsung menerjunkan calon-calon kader dalam suatu situasi lingkungan tertentu agar para calon kader ini dimatangkan dalam suasana itu.

Tujuan Pendidikan dan Pembinaan Kader Muslim

Bila kita memperhatikan asas-asas dan sistem pengkaderan muslim pada uraian terdahulu, maka dapatlah ditengahkan rumusan fungsi (tujuan) pendidikan dan pembinaan kader muslim sebagai berikut :

Membina dan mengarahkan dalam usaha menyiapkan generasi muda Islam untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat sesuai dengan peranannya sebagai penerima estafet dari generasi terdahulu.

Menimbulkan dan mengembangkan kecapak khusus yang diperlukan bagi setiap kader  dengan menambah ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-peranan tertentu dalam masyarakat itu dari generasi terdahulu.

Membina setiap kader agar memiliki nilai-nilai moral untuk memelihara keutuhan dan  kesatuaan masyarakat

Membina setiap kader agar memiliki kepribadian yang luhur dan rasa pengapdian yang tinggi untuk mendapatkan ridha Allah SWT.

====

silahkan like FB Fanspage ponpesalbadar dan follow twitter ponpesalbadar

====

Facebook Comments Box

Check Also

DPR

Tugas, Fungsi dan Wewenang DPR

DPR adalah lembaga negara sebagai lembaga perwakilan. DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai …