Breaking News
Home / Ulumuddin / Fiqh / Pengertian, Hukum dan Bacaan Doa Qunut

Pengertian, Hukum dan Bacaan Doa Qunut

Pengertian, Hukum dan Bacaan Doa Qunut

Pengertian Doa Qunut

qunutQunut adalah doa mengharap kepada Allah swt. dalam menolak bahaya atau mendatangkan kebaikan yang pelaksanaannya dalam rangkaian pelaksanaan sebelum ruku’ atau sesudah ruku’ terakhir pada shalat yang dikerjakan. Bagi Syafi’i dan Maliki mengatakan bahwa hukum doa qunut adalah sunat muakkad pada shalat subuh, pada shalat witir setiap tahun dan paruh kedua (malam ke-16) bulan Ramadhan hingga akhir dan pada shalat istisqa (minta hujan).
Doa Qunut menurut Ukramah pertama kali dilakukan pada saat Bani Sulaim terkena musibah, sesuai hadis Ibnu Abbas ra. yang berkata :
قَنَتَ الرَّسُوْلُ صلى الله عليه وسلم شَهْـرًا مُتَتَابِعًا فِى الظُّهْـرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ وَ الصُّبْحِ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ إِذَا قَالَ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ مِنَ الرَّكْعَةِ الآخِرَةِ يَدْعُوْ كُلَّهُمْ عَلىٰ حَيٍّ مِنْ بَنِى سُلَيْمٍ عَلىٰ رِعْلٍ وذُكْوَانَ وَ عُصْبَةِ وَيُؤْمِنُ مَنْ خَلْفَهُ. رواه أبو داود و أحمد. (فقه السنة الجزء الأول، ٢٨)18.

“Rasulullah saw. membaca doa qunut satu bulan berturut-turut pada waktu shalat Dzuhur, Ashar, Magrib, Isya dan Subuh yang ditempatkan diakhir semua shalat jika telah berkata سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ pada rakaat terakhir,mereka berdoa atas kehidupan dari Bani Sulaim atas Ri’al, Zukwan, Ushbah dan orang beriman sesudahnya”. H. R. Abu Dawud dan Ahmad)

Dalam pelaksanaan doa qunut, ada yang berpendapat sebelum ruku’ dan ada yang mengatakan sesudah ruku’ pada rakaat terakhir setiap shalat fardhu atau sunat. Karena semua cara itu pernah dilakukan oleh Rasulullah saw.

Hukum Doa Qunut pada Shalat Shubuh

Beberapa perbedaan dalam membaca doa qunut pada shalat shubuh  :
Mazhab Syafi’i dan Maliki, membaca doa qunut setiap shalat subuh sesudah rakaat kedua dengan menempatkan dalam posisi sunat muakkad dan ada pula pengikutnya mengatakan sunat saja. Pendapat ini didasarkan pada beberapa hadis, antara lain hadis dari Anas bin Malik :
أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ سُئِلَ هَلْ قَنَتَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم فِى صَلاَةِ الصُّبْحِ؟ قَالَ : نَعَمْ، فَقِيْلَ لَهُ قَبْلَ الرُّكُوْعِ أَوْ بَعْدَهُ؟ قَالَ : بَعْدَ الرُّكُوْعِ، وَلَمَّا رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالْبَزَّارُ وَالدَّارُقُطْنِيُّ وَ الْبَيْهَقِيُّ وَالْحَاكِمُ وَصَحَّهُ عَنْهُ، قَالَ: مَازَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقْنُتُ فِى الفَجْـرِ حَتىّٰ فَارَقَ الدُّنْيَا. (فقه السنة الجزء الأول، ٤۰)19.

“Sesungguhnya Anas bin Malik ditanya : Apakah Nabi AS membaca doa qunut pada shalat Subuh ? Maka Anas mengatakan : Ya. Berkata lagi sahabat kepadanya : Apakah sebelum ruku’ atau sesudahnya ? Anas berkata :  Sesudah ruku’. Dan sebagaimana diriwayatkan Ahmad dkk. bahwa Anas berkata : Rasulullah saw. tidak pernah berhenti mengerjakan doa qunut pada shalat subuh sampai beliau meninggal dunia”.

Sebagian pengikut mazhab Maliki menganggap harus ada doa qunut pada waktu Subuh dan apabila tidak dikerjakan, mereka menganggap shalat itu tidak sah. Dalam kitab “يسئلونك فى الدين و الحياة” juz IV halaman 23 disebutkan :
فَقَالَ مَنْ تَرَكَهُ فَسَدَتْ صَلاَتُهُ20.
“Barang siapa meninggalkan qunut pada shalat subuh, maka shalatnya batal”.
Mazhab Abu Hanifah dan Hambali, tidak ada doa qunut pada shalat subuh, didasarkan pada hadis Anas bin Malik :

أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ لاَيَقْنُتُ فِى صَلاَةِ الصُّبْحِ إِلاَّ إِذَا دَعَا لِقَوْمٍ أَوْ دَعَا عَلىٰ قَوْمٍ. وَرُوِيَ الزُّبَيْرُ : وَالْخُلَفَاءُ الثَّلاَثَةُ أَنَّهُمْ كَانُوا لاَ يَقْنُتُوْنَ فِى صَلاَةِ الْفَجْـرِ. (فقه السنة الجزء الأول، ٤۰)21.

“Sesungguhnya Nabi SAW. tidak pernah membaca doa qunut pada shalat Subuh kecuali pada saat mrndoakan keselamatan suatu kaum. Dan diriwayatkan Zubair : Khulafaur Rasyidin yang tiga (Abu Bakar, Umar dan Usman), sesungguhnya mereka tidak membaca doa qunut pada shalat Subuh”.

Bacaan Doa Qunut

اللهُمَّ اهْدِنِى فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِى فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِى فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِى شَرَّ مَاقَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِى وَلاَ يُقْضىٰ عَلَيْكَ، فَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَيَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلىٰ مَاقَضَيْتَ، أَسْتْغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ، وَصَلَّى اللهُ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلىٰ وَصَحْبِهِ وَسَـلَّمَ

Mengangkat Tangan Waktu Qunut

Dalam mengerjakan qunut, baik itu dilakukan pada shalat subuh, shalat witir dan shalat lainnya, maupun do’a-do’a pada umumnya didasarkan pada hadits :

1. Dari Ibn Mas’ud ra. yang mengatakan:

كَانَ يَرْفَعُ يَدَهُ فِى الْقُنُوْتِ إِلىٰ صُدُوْرِهِ. (يسئلونك فى الدين والحياة الجزء الثانى، ٥٨).33

“Rasullah saw. mengangkat tangannya pada waktu qunut sampai ke dadanya”.

2. Dari Salman ra. berkata :

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : إِنَّ رَبَّكُمْ حَيٌّ كَرِيْمٌ يَسْتَحْيِى مِنْ عِبَادِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمْ صِفْرًا. رواه أبو داود وابن ماجه والترمذي وصححه الحاكم. (بلوغ المرام،٢۰۰ )34.

“Salman berkata: Rasulullah saw. bersabda:  Sesungguhnya Tuhanmu yang Maha Hidup lagi Maha Mulia, malu terhadap hamba-Nya jika diangkat tangan kepada-Nya lalu dibalasnya dengan kosong”. H.R. Abu Dawud, Ibnu Majah, At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Hakim.

Dalam kitab تنوير القلوب halaman 137 dijelaskan bahwa pada dasarnya mengangkat tangan pada waktu qunut dan menengadahkan telapak tangan menghadap ke langit pada saat memohon kebaikan dan menengadahkan punggung telapak tangan pada waktu menolak bahaya adalah sunat. Dan dalam shalat jam’ah disunatkan imam untuk qunut dengan lafadz jama’ dengan mengucapkan:

اللهُمَّ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنَا فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لَنَا فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنَا شَرَّ مَاقَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِى وَلاَ يُقْضىٰ عَلَيْكَ، فَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَيَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلىٰ مَاقَضَيْتَ، نََسْتَغْفِرُكَ وَنَتُوْبُ إِلَيْكَ، وَصَلَّى اللهُ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلىٰ وَصَحْبِهِ وَسَـلَّمَ.35.

Dari hadits Abu Hurairah ra. yang dikeluarkan oleh hakim dan disahkannya, dikatakan:

بِأَنَّهُ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوْعِ مِنْ صَلاَةِ الصُّبْحِ فِى رَكْعَةِ الثَّانِيَةِ يَرْفَعُ يَدَيْهِ، فَيَدْعُوْ بِهذَا الدُّعَاءِ : اللهُمَّ اهْدِنِى فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِى فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِى فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِى شَرَّ مَاقَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِى وَلاَ يُقْضىٰ عَلَيْكَ، فَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَيَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلىٰ مَاقَضَيْتَ، أَسْتْغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ، وَصَلَّى اللهُ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلىٰ وَصَحْبِهِ وَسَـلَّمَ. (سبل السـلام الجزء الأول،۱٨٤ )36.

“Sesungguhnya adalah Rasulullah saw. Jika selesai mengangkat kepalanya dari ruku’ pada shalat subuh di rakaat kedua , diangkat kedua tangannya lalu berdo’a dengan do’a qunut

Semoga penjelasan mengenai Pengertian, Hukum dan Bacaan Doa Qunut menambah wawasan kita. Wallahu A’lam

====

silahkan like FB Fanspage ponpesalbadar dan follow twitter ponpesalbadar

====

Facebook Comments Box

Review Overview

Pengertian, Hukum dan Bacaan Doa Qunut

M. Nawir Mansyur

User Rating: Be the first one !

Check Also

Hukum Memakai Rambut Palsu atau Wig

Perkembangan sosial tentu diikuti model gaya hidup yang semakin berkembang pula, berikut pula cara berpenampilan. …