Kota Ta’if menjadi kota tujuan Rasulullah dalam rangka mencari dukungan dari bani Tsaqif setelah mengalami penyiksaan yang begitu berat dari kaum kafir Quraishy di Makkah. Terutama setelah Abu Thalib wafat.
Setiba dikota tersebut rasulullah ternyata mengalami kenyataan yang sama, tersakiti dan terusir. Perlawanan dari kalangan kafir. Dikatakan dalam sejarah bahwa ada peristiwa lain dalam perjalanan Nabi ke Ta’if, yaitu peristiwa adanya sekelompok jin yang mendengarkan bacaan Al-Qur’an Rasulullah.
Ibnu Ishaq mengatakan “ Aku diberitahu oleh Yazid bin Ziyad, dari Muhammad bin Ka’ab al-Qurzhi bahwasanya ka’ab berkata, “ ketika selesai dari ta’if, Rasulullah sengaja menemui sekelompok orang Tsaqif. Mereka adalah pembesar dan pemuka Tsaqif yang merupakan tiga bersaudara, yaitu Abdu Yalil bin Amr bin Umair, Mas’ud bin Amr bin Umair, dan Habib bin Amr bin Umair bin Auf bin Uqdah bin Ghirah bin Auf bin Tsaqif.
Rasulullah duduk dihadapan mereka bertiga dan mengajak untuk memenuhi seruan Allah SWT. Salah seorang diantaranya menjawab sambil melepas pakaiannya, “ jika benar Allah mengutusmu.’ Yang lain berkata, “ apakah Allah tidak menemukan orang selain kamu yang diutus? Orang yang ketiga mengatakan, Demi Allah! Aku selamanya tidak akan berbicara denganmu jika kamu menjadi utusan Allah seperti yang kamu katakana sebab aku lebih berbahaya daripada menjawab ucapanmu. Jika kamu mendustakan Allah, tidak selayaknya aku berbicara denganmu.
Ketiga pemuda itupun menggiring Rasulullah dan menghadapkan Rasulullah dengan orang orang bodoh dan hamba sahaya penduduk tsaqif. Banyak penduduk mengerumuni dan mencela beliau hingga akhirnya beliau tergiring hingga tembok milik Utbah bin Rabi’ah dan Syaibah bin Rabi’ah saat mereka berada didalamnya.
Rasulullah berhasil mengusir penduduk tsaqif lalu menuju sebuah pohon anggur dan duduk disana, disaat yang sama kedua anak Rabi’ah tetap memantau beliau. Ketika sudah tenang Rasulullah kemudian berdoa :
اللهم انى اشكواليك ضف قوتى وهوانى على الناس ياأرحم الراحمين أنت رب المستضعفين وانت ربى الى من تكلنى الى بعيد يتجهمنى, ام الى عدو ملكته أمرى إن لم يكن بك غضب علي فلا أبالى, ولكن عافيتك هى أوسسع لى , أعوذ بنور وجهك الذى أشرقت له الظلمات, وصلح عليه أمر الدنيا والأخرة أن تنزل بي غضبك أو تحل علي سخطك لك العتبى حتى ترض ولا حول ولا قوة الابك
Aisyah RA pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “ Apakah anda pernah dihadapkan pada suatu perkara yang lebih dahsyat dari perang Uhud ? Rasulullah menjawab : Aku tidak pernah bertemu dengan kaummu yang lebih dahsyat daripada hari Aqabah sebab aku menawarkan sesuatu kepada Ibnu Abdi Yalil bin Abdu Kilab, tetapi ia tidak mau memenuhi ajakanku. Aku pergi sambil bermuram muka karena sedih. Aku tidak sadar hingga akhirnya aku berada di Qarn as-Salib. Jibril lalu memanggilku dan mengatakan, Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan kaummu kepadamu. Mereka tidak mau mengikuti ajakanmu. Allah telah mengutus malaikat penguasa gunung kepadamu untuk memenuhi keinginanmu terhadap mereka. Malaikat penguasa gunung lalu memanggilku dan mengucapkan salam kepadaku lalu berkata, “ wahai Muhammad ! aku telah diutus Allah. Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan kaummu kepadamu dan aku adalah malaikat penguasa gunung yang diutus Tuhanmu untuk membantumu, terserah kemauanmu. Jika kamu mau agar mereka ditimpakan Al-Akshyabain ( maka aku akan timpakan mereka). Rasulullah SAW menjawab : Aku hanya berharap semoga anak keturunan mereka ada yang menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu.
====
Silahkan like Facebook Fanpage atau follow Twitter
====