Tentu didalam benak kita muncul pertanyaan seperti judul artikel diatas, bumi Allah begitu luas kok justru jazirah arab ditentukan oleh Allah SWT sebagai tempat kelahiran dan perkembangan Islam.
Setidaknya ada beberapa hal yang perlu kita ketahui antara lain, karakteristik masyarakat arab dan tabiatnya sebelum Islam, letak strategis posisinya dengan daerah daerah lain diantara berbagai suku bangsa yang disekitarnya, serta perkembangan peradaban dan kebudayaan belahan dunia lain di Persia, Romawi, Yunani dan India.
Pada saat itu terdapat dua kekuatan adidaya yaitu Persia dan Romawi, disusul Yunani dan India. Persia merupakan kawah candradimuka khayalan, ilusi ( khurafat ) keagamaan yang bersumber dari ajaran Zoroaster, sedangkan Romawi dengan semangat kolonialismenya terlibat dalam berbagai pertentangan agama, Romawi mengandalkan kekuatan militernya dalam mengembangkan agama Kristen. Yunani juga demikian, diliputi dengan berbagai macam mitos mitos dan khayalan, dan terakhir adalah India yang tidak jauh berbeda mengalami kemerosotan dalam agama, akhlak, maupun sosial.
Jazirah arab sementara itu hidup dalam ketenangan, tidak berada dalam keguncangan peradaban. Mereka soalah bahan baku yang belum diolah yang masih menampakkan fitrah kemanusiaan yang memiliki kecenderungan setia, dermawan, rasa harga diri dan kesucian. Kendala utama masyarakat jazirah arab adalah tidak memiliki makrifat atau pengetahuan sehingga melakukan pembunuhan terhadap anak dengan dalih kesucian dan kemuliaan.
Kondisi inilah yang diungkapkan oleh Allah swt firman-Nya :
لَيۡسَ عَلَيۡكُمۡ جُنَاحٌ أَن تَبۡتَغُواْ فَضۡلٗا مِّن رَّبِّكُمۡۚ فَإِذَآ أَفَضۡتُم مِّنۡ عَرَفَٰتٖ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ عِندَ ٱلۡمَشۡعَرِ ٱلۡحَرَامِۖ وَٱذۡكُرُوهُ كَمَا هَدَىٰكُمۡ وَإِن كُنتُم مِّن قَبۡلِهِۦ لَمِنَ ٱلضَّآلِّينَ ١٩٨
- Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ´Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy´arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat
Suatu sifat, apabila di-nisbatkan kepada kondisi umat-umat lain pada waktu itu, lebih banyak menunjukkan kepada i’tidzar (gambaran/excuse) daripada kecaman, celaan dan hinaan kepada bangsa Arab. Ini dikarenakan umat-umat lain yaitu bangsa-bangsa selain bangsa Arab tersebut melakukan penyimpangan-penyimpangan terbesar dengan “bimbingan” sorot peradaban, pengetahuan dan kebudayaan.
Jazirah arab berada di antara dua kutub peradaban : peradaban barat materialistis yang telah menyajikan suatu bentuk kemanusiaan yang tidak utuh. peradaban timur spiritual penuh dengan khayalan, seperti umat-umat yang hidup di India, Cina dan sekitarnya.
Jika Allah menghendaki terbitnya dakwah Islam ini dari suatu tempat, yaitu Persia, Romawi atau India, niscaya untuk keberhasilan dakwah ini, Allah swt mempersiapkan berbagai prasarana di negeri tersebut, sebagaimana Allah mempersiapkannya di Jazirah Arabia. Dan Allah tidak akan pernah kesulitan untuk melakukannya, karena Dia pencipta segala sesuatu, pencipta segala sarana termasuk sebab. Tetapi, hikmah pilihan ini (dipilihnya Jazirah Arab sebagai tempat dakwah Islam) sama dengan hikmah dijadikannya Nabi saw seorang ummi, tidak bisa menulis dengan tangan kanannya menurut istilah Allah dan tidak pula bisa membaca dengan matanya, tetapi Nabi saw membaca dengan otaknya, agar manusia tidak ragu terhadap kenabiannya dan agar mereka tidak memiliki banyak sebab keraguan terhadap kebenaran dakwahnya. Adalah termasuk kesempurnaan hikmah Ilahiyah, jika bi’ah (lingkungan) tempat diutusnya Rasulullah saw dijadikan juga sebagai bi’ah ummiyah (lingkungan ummi), bila dibandingkan dengan umat-umat yang lain yang ada di sekitarnya, yakni tidak terjangkau sama sekali oleh peradaban-peradaban tetangganya. Demikian pula sistem pemikirannya, tidak tersentuh sama sekali oleh filsafat-filsafat membingungkan yang ada di sekitar Jazirah Arabia. Mekah adalah wilayah steril dari filsafat-filsafat, khurafat-khurafat, kitab-kitab dari para nabi-nabi terdahulu, sekte-sekte, sejarah umat-umat terdahulu, dan juga steril dari semua peradaban, kebudayaan, sejarah bangsa-bangsa di sekitarnya yang memiliki peradaban dan budaya yang besar.
Tetapi hikmah pilihan ini sama dengan hikmah dijadikannya Rasululah saw seorang ummi, tidak bisa menulis dengan tangan kanannya, menurut istilah Allah, dan tidak pula membaca, agar manusia tidak ragu terhadp kenabiannya, dan agar mereka tidak memiliki banyak sebab keraguan terhadap dakwahnya. Adalah termasuk kesempurnaan hikmah Ilahiyah, jika bi’ah (lingkungan) tempat diutusnya Rasulullah, dijadikan juga sebagai bi’ah ummiyah (lingkungan yang ummi), bila dibandingkan dengan ummat-ummat lainnya ynag ada disekitarnya, yakni tidak terjangkau sama sekali oleh peradaban-peradaban tetangganya.
Demikian pula sistem pemikirannya, tidak tersentuh sama sekali oleh filsafat-filsafat membingungkan yang ada di sekitarnya. Seperti halnya akan timbul keraguan di dada manusia apabila mereka melihat Nabi saw seorang terpelajar dan pandai bergaul dengan kitab-kitab, sejarah ummat-ummat terdahulu dan semua peradaban negara-negara sekitarnya. Dan dikhawatirkan pula akan timbul keraguan di dada manusia manakala melihat munculnya dakwah Islamiyah di antara 2 ummat yang memiliki peradaban budaya dan sejarah seperti Persia, Yunani ataupun Romawi. Sebab orang yang ragu dan menolak mungkin akan menuduh dakwah Islam sebagai mata rantai pengalaman budaya dan pemikiran-pemikiran filosof yang akhirnya melahirkan peradaban yang unik dan perundang undangan yang sempurna.
Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman :
هُوَ ٱلَّذِي بَعَثَ فِي ٱلۡأُمِّيِّۧنَ رَسُولٗا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ ٢ [سورة الـجـمـعـة,٢]
Artinya : Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata
Selain itu ada pula hikmah-hikmah yang tidak tersembunyi antara lain :
- Sebagainana telah diketahui Allah menjadikan Baitul-Haram sebagai tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman ( 2:125 ) dan rumah ynag pertama kali dibangun bagi mausia untuk beribadah dan menegakkan syi’ar-syi’ar agama.
- Secara geografis jazirah Arabia sangat konduktif untuk mengemban tugas dakwah seperti ini. Karena jazirah ini terletak di bagian tengah ummat-ummat yang ada di sekitarnya.
- Sudah menjadi kebijaksanaan Allah untuk menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa dakwah Islam, dan media langsung untuk menterjemahkan Kalam Allah dan penyampaiannya kepada kita.
Demikian artikel singkat mengenai Jazirah Arab Tempat Lahir dan Pertumbuhan Islam, semoga bermanfaat.
Silahkan berkunjung ke laman sosial kami