Kisah Perang Tabuk
Perang Tabuk (Bahasa Arab: غزوة تبوك) merupakan salah satu peristiwa peperangan dalam Islam. Dalam sejarah Islam, peperangan ini merupakan peperangan terakhir bagi Nabi Muhammad SAW Perang ini terjadi pada bulan Rajab tahun ke-9 Hijrah (Oktober 631 M). Keadaan cuaca pada ketika itu adalah terlalu panas terik dan Tabuk merupakan padang pasir yang terlalu sukar.
Pada saat ynag sama, musim buah-buahan Madinah mulai dapat dipanen. Oleh sebab itu, Rasulullah saw mengumumkan tempat yang akan mereka tuju, tidak sebagaimana biasanya dalam peperangan-peperangan lainnya.
Ka‘ab bin Malik berkata : Rasulullah saw mengumumkan peperangan ini kepada kaum Muslimin, tidak seperti biasanya jika beliau hendak melakukan peperangan. Beliau melakukan perang Tabuk ini dalam musim yang sangat panas, menempuh jarak yang jauh dan musuh yang berjumlah besar. Beliau mengumumkan perang ini kepada kaum Muslimin supaya mereka bersiap-siap menghadapinya.
Umat Muslim mendengar kabar bahwa Bizantium dan sekutu Ghassaniyah-nya telah menyiapkan pasukan besar untuk menginvasi Hijaz dengan kekuatan sekitar 40.000-100.000 orang.
Di lain pihak, Kaisar Bizantium Heraclius menganggap bahwa kekuasaan kaum Muslimin di Jazirah Arab berkembang dengan pesat, dan daerah Arab harus segera ditaklukkan sebelum orang-orang Muslim menjadi terlalu kuat dan dapat menimbulkan masalah bagi Bizantium.
Demikian perjalanan dalam peperangan ini sangat berat dirasakan oleh jiwa manusia. Ia merupakan ujian dan cobaan berat yang membedakan siapa yang di dalam hatinya ada nifaq dan siapa yang benar-benar beriman. Orang-orang munafiq berkata kepada sebagian yang lain : Janganlah kalian berperang di musim panas. Sementara itu sebagian yang lain datang kepada Rasulullah saw menyatakan : „Berilah ijin kepadaku dan janganlah kamu menjerumuskan aku ke
dalam fitnah. Demi Allah, kaumku tidak mengenal orang yang lebih mengagumi wanita selain daripada aku. Aku khawatir tidak dapat bersabar melihat wanita yang berambut pirang.“ Rasulullah saw berpaling darinya dan memberikan ijin kepadanya. Dalam pada itu, Abdullah bin Ubay bin Salul telah berkemah di sebuah tempat di Madinah bersama kelompok pendukung dan sekutunya. Ketika Rasulullah saw bergerak menuju Tabuk, ia (Abdullah bin Ubay) bersama rombongannya tidak bersedia berangkat bersama Nabi saw.
Di antara ayat al-Quran yang diturunkan berkenaan dengan sikap orang-orang munafiq ini adalah : “Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) itu merasa gembira dengan itnggalnya mereka di belakang Rasulullah saw, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah dan mereka berkata : „Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.“ Katakanlah :“Api nereka jahanam itu lebih sangat panasnya, jika mereka mengetahui:“ (QS At- Taubah : 81)
„Diantara mereka ada orang yang berkata :“Berikanlah saya ijin (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah.“ Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Jahanam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.“ (QS At-Taubah 49)
Sedangkan kaum Musliin datang kepada Rasulullah saw dari setiap pelosok. Dalam menghadapi peperangan ini Rasulullah saw telah menghimbau orang-orang kaya agar menyumbangkan dana dan kendaraan yang mereka miliki sehingga banyak diantara mereka yang meyerahkan harta dan perlengkapan. Ustman ra menyerahkan 300 ping uang sebanyak 1000 dinar ynag diletakkan di kamar Rasulullah saw , sehingga Nabi saw bersabda : „Tidak akan membahayakan Ustman apa yang dilakukan sesudahnya.“
Sedangkan Abu Bakar ra menyerahkan semua hartanya dan umar ra menyerahkan separuh dari hartanya. Turmidzi meriwayatkan dari Zaid bin Aslam dari bapaknya, ia berkata : Aku pernah mendengatr Umar ra berkata : Rasulullah saw memerintahkan kami bersodaqoh dan kebetulan waktu itu saya sedang punya harta, lalu aku berucap : Sekarang aku akan mengalahkan Abu Bakar, jika memang aku dapat mengalahkannya pada suatu hari. Kemudian aku datang kepada Rasulullah saw membawa separuh hartaku.
Nabi saw bertanya kepadaku :“Apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?“ Kujawab : „Sebanyak yang kuserahkan.“ Kemudian Abu Bakar ra datang membawa semua hartanya. Nabi saw bertanya „Wahai Abu Bakar, apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?“ Allah dan Rasul-Nya.“ Akhirnya aku berkata : Aku tidak akan dapat mengalahkannya (dalam perlombaan melaksanakan kebaikan) untuk selama-lamanya.
Demikian sekilas mengenai Kisah Perang Tabuk. Semoga bermanfaat.
Silahkan berkunjung ke laman sosial kami