Cara Melaksanakan Ibadah Haji
Cara Melaksanakan Ibadah Haji Jama’ah haji dari Indonesia dengan menggunakan pesawat udara biasanya dibagi menjadi dua bagian, yang pertama tiba di Saudi Arabia sebelum tanggal 25 Dzulqa’dah setelah sampai di Bandara King Abdul Aziz, langsung menuju kota Madinah. Jama’ah haji gelombang pertama ini biasanya melaksanakan ibadah haji dengan Tamattu’, yaitu terlebih dahulu melaksanakan umrah dari pada haji. Kecuali mereka yang diberangkatkan terakhir, mereka melaksanakan ibadah haji terlebih dahulu baru mengerjakan umrah.
Jama’ah haji gelombang kedua yang tiba di Saudi Arabia setelah tanggal 25 Dzulqa’dah, setelah sampai di Bandara King Abdul Aziz, langsung menuju ke Mekkah. Gelombang kedua yang diberangkatkan awal biasanya sempat menunaikan umrah terlebih dahulu baru setelah tanggal 8 Dzulhijjah mereka menunaikan ibadah haji berangkat ke Padang Arafah. Gelombang kedua yang diberangkatkan terakhir mereka menunaikan ibadah haji terlebih dahulu baru mengerjakan umrah. Yang demikian ini mereka disebut haji ifrad. Ada kemungkinan gelombang kedua ini melaksanakan haji qiran yaitu melaksanakan haji dan umrah bersama-sama. Tata urutan cara ibadah haji dapat dikemukakan sebagai berikut :
- Ihram
Yang dimaksud dengan ihran ialah niat dengan bulat dan ikhlas semata-mata karena Allah untuk memulai mengerjakan haji dengan memakai pakaian ihram di mulai dari miqat dengan urutan sebagai berikut :
- Memotong rambut supaya lebih rapi, memotong kuku, mandi sunnah ihram, berwudhu, memakai wangi-wangian, menyisir rambut dan sebagainya
- Memakai pakaian ihram, yaitu :
1) Untuk pria berupa dua helai kain putih yang tidak berjahit, satu diselendangkan dan satu helai lagi disarungkan
2) Untuk wanita, berupa pakaian yang menutup seluruh tubuh kecuali muka dan dua telapak tangan (tidak boleh memakai cadar penutup muka dan tidak boleh memakai sarung tangan)
- Mengerjakan shalat sunnah ihram dua rakaat dan berniat melaksanakan ihram haji
Kegiatan ini dilaksanakan oleh jama’ah haji sesuai dengan keberadaan mereka pada waktu itu. Jika ketika tanggal 7 Dzulhijjah mereka sedang berada di Madinah, maka kegiatan mandi, memotong kuku dan sebagainya dikerjakan di Madinah dan memakai pakaian ihram dan shalat sunnah dikerjakan di miqat Bir Ali. Atau boleh juga pakaian ihram itu dipakai sejak mereka di Madinah, tetapi resminya ialah ketika mereka sampai di Bir Ali. Bagi jama’ah yang pada tanggal 8 Dzulhijjah berada di Mekkah, semua kegiatan ini dikerjakan di Mekkah, demikian juga mereka yang pada waktu itu baru datang dari Indonesia dan berada di Jeddah, maka kegiatan ini dikerjakan di Jeddah.
- Melaksanakan thawaf qudum atau thawaf selamat datang bagi mereka yang baru datang ke Masjidil Haram, boleh disertai sa’i boleh tidak dengan sa’i
- Tanggal 8 Dzulhijjah rombongan jama’ah haji diberangkatkan menuju Padang Arafah
Sebelum berangkat mereka membaca Talbiyah 3 kali kemudian diteruskan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Dan keluarganya :
اللهم صلى على محمد وعلى ال محمد
Artinya :
“Ya Allah, berikanlah kesejahteraan kepada Nabi Muhammad SAW. Dan kepada keluarganya”.
- Wukuf di Padang Arafah
Setelah sampai di Padang Arafah mereka menunggu waktu wuquf yaitu tanggal 9 Dzulhijjah setelah tergelincir matahari (waktu zhuhur) sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah (hari raya Idul Adha). Selama menunggu waktu masuk wuquf, jamaah haji hendaknya banyak dzikir kepada Allah dengan membaca takbir, tahmid, istighfar dan bacaan-bacaan lain sampai masuk waktu wuquf. Saat-saat waktu wuquf inilah merupakan inti dan kunci ibadah haji sebagaimana yang telah diterangkan oleh hadits. Seseorang yang ketinggalan wuquf di Padang Arafah hajinya batal dan ia wajib mengulang kembali di Padang Arafah dan yang dibaca pada wuquf sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW. Bersabda berikut :
- Isatighfar yaitu :
استغفر الله العضيم من كل زنب عضيم واتوب اليه من جميع المعاصي والزنوب.
Artinya :
“saya mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung dari segala dosa besar dan saya bertobat kepadanya dari segala maksiat dan segala dosa”.
- Talbiyah
- Membaca takbir lafadznya seperti takbir yang dibaca pada Idul Fithri dan Idul Adha
- Membaca tahlil lengkap seperti berikut ini :
لااله الا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير.
Artinya :
“Tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Allah yang tidak ada sekutu baginya. Baginya kerajaan dan baginya segala puji. Dan dialah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu”
- Memperbanyak doa yang isinya memohon ampunan dan agar diberikan hidup yang sejahtera di dunia dan akhirat serta dijauhkan dari siksa neraka. Doa-doa yang biasa dibaca pada waktu wuquf banyak kita dapatkan di buku-buku manasik haji, dan para jama’ah dalam membacanya ada yang sendiri-sendiri dan ada yang secara berjama’ah.
- Mabit di Muzdalifah
Setelah jama’ah menunaikan wuquf di Padang Arafah tanggal 9 Dzulhijjah mereka segera berangkat ke Muzdalifah untuk mabit atau bermalam. Keberangkatan ke Muzdalifah dilakukan setelah terbenam matahari (ba’dal maghrib). Waktu mabit yaitu antara maghrib sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Bila jama’ah haji tiba di Muzdalifah sebelum jam 12 malam, maka ia harus menunggu sampai lewat malam tetapi apabila tiba di Muzdalifah sesudah lewat tengah malam, ia dapat langsung menuju ke Mina. Pada waktu tiba di Muzdalifah mereka harus mencari dan mengumpulkan batu kerikil sedikitnya 7 butir untuk melempar jumrah aqabah pada hari raya 10 Dzulhijjah. Untuk selanjutnya mereka melempar jumrah pada hari tasyrik yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah dan batunya dapat diambil di Mina. Agar dalam mengumpulkan kerikil lebih praktis, maka ketika mereka mengambil batu kerikil sekaligus sebanyak 7 butir atau lebih untuk persediaan bila ada yang jatuh. Batu-batu kerikil itu untuk melempar jumrah aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah dan ketiga jumrah yaitu jumrah ula, jumrah wustha, dan jumrah aqabah yang dilontarkan pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
- Kegiatan ibadah yang dilakukan di Mina
Pada tanggal 10 Dzulhijjah sesudah terbit matahari, para jama;ah segera melempar jumrah Aqabah 7 kali lemparan dan setiap lemparan disertai dengan bacaan
بسم الله. الله اكبر.
Artinya :
“Dengan nama Allah, Allah maha besar”.
Setelah melempar jumrah aqabah, bagi yang terkena denda harus membayar denda atau dam dan yang akan berqurban mereka memotong hewan qurban. Setelah itu jama’ah haji menggunting rambut yang dinamakan tahallul awwal. Maksudnya semua larangan dalam haji telah halal yaitu boleh memakai wangi-wangian, pakain berjahit dan larangan haji yang lain. Dalam keadaan seperti ini hanya satu yang tetap dilarang yaitu bersenggama antara suami istri. Setelah selasai tahallul awwal jama’ah haji boleh memilih dua pilihan yaitu pergi ke Mekkah untuk thawaf ifadhah (thawaf rukun) atau tetap tinggal di Mina untuk menyelesaikan melontar jumrah pada tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah.
Apabila jama’ah haji memilih pergi ke Mekkah untuk thawaf ifadhah dan melanjutkan dengan sa’i maka disebut dengan tahallul tsani yang menyebabkan semua larangan haji sudah diperbolehkan termasuk hubungan suami istri. Namun harus di ingat bahwa pada hari itu juga tanggal 10 Dzulhijjah sore mereka harus kembali ke Mina sebelum terbenam matahari untuk mabit (menginap) dan melempar ketiga jumrah : jumrah ula, Wustha dan jumrah Aqabah pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Bagi yang memilih pilihan kedua yaitu tetap tinggal di Mina, maka mereka bermalam di Mina dan pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah melempar ketiga jumrah yang dilakukan setelah matahari condong ke arah barat (waktu zhuhur).
Jika setelah haji ingin melakukan nafar awwal, maka pada tanggal 12 Dzulhijjah setelah melempar ketiga jumrah sebelum tenggelam matahari mereka harus pergi ke Mekkah meninggalkan Mina untuk mengerjakan thawaf bagi yang belum thawaf ifadhah dan untuk thawaf wada’ bagi yang sudah mengerjakan thawaf ifadhah.
- Kambali ke Mekkah
Jama’ah haji yang telah melaksanakan thawaf ifadhah pada tanggal 10 Dzulhijjah mereka tinggal melaksanakan thawaf wada’. Sedang yang belum thawaf ifadhah harus mengerjakannya. Yang belum mengerjakan thawaf ifadhah berarti mereka belum tahallul tsani dan belum mencukur rambut, jadi mereka belum tahallul awwal dan masih berpakaian ihram. Mereka harus hati-hati ketika masih berpakaian ihram karena Hajar Aswad pada hari raya biasanya diberi wangi-wangian maka ia harus membayar dam.
- Menutup aurat
- Suci dari hadats besar dan kecil dan suci dari haidh
- Ka’bah berada di sebelah kiri selama thawaf
- Mengelilingi ka’bah 7 kali
- Memulai thawaf dari hajar aswad. Hal ini ditandai dengan garis lurus berwarna coklat setentang dengan hajar aswad
- Thawaf harus dilakukan di Masjidil Haram tidak boleh diluar Masjidil Haram
- Cara melaksanakan thawaf :
1) Memulai dari hajar aswad disertai dengan niat thawaf ifadhah (thawaf rukun) di dalam hati atau dengan menglafadzkan :
نويت ان اطوفؤبا بيت العتيق سبعة اشواط لله تعالى
Artinya :
“Saya berniat thawaf mengelilingi ka’bah (baitil atiq) dengan tujuh putaran semata-mata karena Allah Ta’ala”.
2) Sesudah berniat langsung mengelilingi ka’bah ke arah kanan (ka’bah berada di sebelah kiri) terus mengelilingi ka’bah tujuh kali putaran. Tiga kali dengan lari-lari kecil dan empat kali dengan berjalan biasa.
Hadits Rasulullah menjelaskan sebagai berikut :
ان النبي صلى الله عليه وسلم لما قدم مكة اتى الحجر فاستلمة ثم مشى على يمينه فرمل ثلآثا ومشى ار بعا (رواه مسلم والنسائي)
Artinya :
“sesungguhnya Nabi SAW. Tatkala datang ke Mekkah mendatangi hajar aswad maka beliau mengusapnya, kemudian berjalan pada sebelah kanannya dengan jalan cepat tiga kali dan berjalan biasa empat kali”. (HR Muslim dan An-Nasa’i)
3) Pada saat sampai di rukun Yamani, jama’ah mengusap rukun itu tetapi apabila tidak dapat, maka cukup dengan memberikan isyarat yaitu dengan mengangkat tangan ke arahnya dengan membaca bacaan berikut ini lalu tangan yang dibuat isyarat tadi di cium atau di kecup. Bacaannya ialah بسم الله. الله اكبر jama’ah terus berjalan ke arah hajar aswad, sambil berdoa :
ربّن اتنا في الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا عزاب النار
4) Setelah sampai di Hajar Aswad mereka melakukan ibadah berupa mengusab Hajar Aswad. Bila tidak dapat, cukup memberikan isyarat dan mengecup telapak tangan dengan membaca :
بسم الله. الله اكبر
Demikianlah pekerjaan ini diulangi sampai tujuh kali putaran. Yang perlu diingat ialah bahwa ka’bah mempunyai empat sudut dan masing-masing mempunyai nama yaitu : sudut hajar aswad , kemudian ke arah kanannya adalah rukun iraq, selanjutnya rukun syam dan yang terakhir rukun yamani.
5) Selama thawaf disunnahkan membaca doa dan zikir sebagai berikut :
سبحان الله و الحمد لله ولااله الاالله والله اكبر ولاحول ولاقوة الاباالله
6) Setelah selesai thawaf, jama’ah haji menuju le Maqam Ibrahim dan shalat sunnah dua rakaat yang dinamakan shalat sunnah thawaf, kemudian shalat sunnah dua rakaat di Hijr Ismail, kemudian menuju ke Multazam. Di Multazam, mereka memanjatkan doa ke hadirat Allah SWT. Memohon apa saja yang mereka kehendaki, karena Multazam adalah suatu tempat yang istimewa bagi siapa saja yang berdoa, insya Allah akan dikabulkan doanya. Setelah berdoa di Multazam di sunnahkan meminum air zamzam sepuas-puasnya dengan membaca doa :
اللهم انى اسئالك علما نافعا ورزقا واسعا وشفاء من كل داء وسقم
Artinya :
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadamu ilmu yang bermanfaat dan rezki yang luas dan sehat dari segala penyakit”.
7) Mengerjakan sa’i
Setelah selesai thawaf ifadhah jama’ah haji selanjutnya mengerjakan sa’i yang di mulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah sebanyak tujuh kali.
- Mula-mula jama’ah haji berniat sa’i untuk haji dengan ikhlas karena mengharapkan ridha Allah SWT. Jika dilafadzkan adalah sebagai berikut :
نويت ان اسعى ما بين الصفا والمروة سعي الحج لله تعالى.
Artinya :
“saya niat sa’i antara Shafa dan Marwah sa’i haji karena Allah Ta’ala”.
- Dari Shafa Jama’ah berjalan biasa dan apabila sampai di pilar (lampu hijau kedua), kemudian berjalan biasa sampai ke Marwah dan ketika sampai di marwah hendaklah berdiri menghadap ka’bah dengan memberi isyarat sambil membaca :
بسم الله. الله اكبر
Begitulah seterusnya dari Marwah ke Shafa yang dilakukan sebanyak tujuh kali dan diakhiri di marwah.
- Selama sa’i jamah haji terus-menerus membaca :
ان الصفا والمروة من شعائر
Artinya :
“Sungguh Shafa dan Marwah itu termasuk syiar Allah”
Di samping itu, jama’ah haji boleh berdoa sesuai dengan keinginannya masing-masing atau doa yang diamalkan oleh Rasulullah yaitu :
ربّن اتنا في الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا عزاب النار
- Tahallul
Setelah semua rukun haji dikerjakan maka sebagai penutupnya adalah Tahallul. Tahalallul ialah menggunting rambut paling sedikit tiga helai dan di sunnahkan di cukur seluruhnya bagi pria, dan bagi wanita cukup menggunting tiga helai saja.
Demikian Artikel tentang tata cara ibadah haji bagi jamaah haji dari Indonesia
====
silahkan like FB Fanspage ponpesalbadar dan follow twitter @ponpesalbadar
====