Masalah Kedua Pengabdian Dzahiriyah
Sesungguhnya Tuhan menciptakan manusia itu sebaik-baiknya kejadian, memiliki struktur biologis yang serasi dalam rangka mewujudkan perintah tuhannya dan menjauhi larangannya, atau pun dipergunakan secara baik dalam bergaul dikalangan umat manusia.
Firman Tuhan dalam Surah At-Tin ayat 4 :
لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (٤)
Artinya : Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Rasullah SAW dalam salah satu hadisnya bersabda :
“كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى اْلفِطْرَةِ حَتَّى يُعْرِبَ عَنْهُ لِسَانَهُ”
Artinya : Setiap manusia yang lahir, dilahirkan dalam keadaan suci bersih, hingga lidahnya dapat berkata-kata.
Menjadi kewajiban bagi setiap manusia menghormati martabat kejadiannya, dimana kesempurnaan kejadian itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam melaksanakan perintah-perintah Tuhannya dan menjauhi larangannya.Demikian pula dipakainya bergaul secara baik terhadap sesamanya manusia agar dapat membawa kebahagiaan di dunia dan keselamatan di akhirat kelak.
Barangsiapa yang menyia-nyiakan dalam memanfaatkan kesucian fitrah kejadiannya karena dipakainya berlaku durhaka terhadap Allah SWT. Dan bersikap ingkar dalam pergaulannya dengan sesamanya manusia, maka orang yang seperti ini termasuk kelompok orang-orang yang celaka dan hampa dari rahmat Allah SWT di dunia sampai di akhirat kelak.
Jelaslah bahwa pengabdian dalam bentuk dzahir adalah pemanfaatan unsur-unsur bahagian jasmaniyah (physik) dalam menunaikan perintah Tuhan, menjauhi larangannya.Demikian pula dipakainya bergaul secara baik terhadap sesamanya manusia dan menjauhi sikap-sikap yang tidak terpuji.
====
silahkan like FB Fanspage ponpesalbadar dan follow twitter ponpesalbadar
====
Terjemah Kitab :
اَلْقَوْلُ الصَّادِقُ فىِ مَعْرِفَةِ اْلخَالِقِ
Karya KH. Abd Rahman Ambo Dalle
Oleh : KH. Abd Muiz Kabry
Pare-Pare, 18 Jumadil Akhir 1396 H / 17 Mei 1976 M