Pada mulanya Nabi Ibrahim berdiam di kota “UR” bersama-sama kaumnya, kemudian berpindah ke negara Palestina lantaran beliau mendapat penyiksaan dari penduduk kota “UR” yaitu dibakar hidup-hidup di dalam api, dan di Palestina Nabi Ibrahim berdiam bersama isterinya yang bernama; Sarah setelah itu berpindah ke Mesir lantaran Palestina terjadi bencana kelaparan. Dan di Mesir Sarah (isteri Nabi Ibrahim) mendapatkan Siti Hajar atas pemberian hadiah dari raja Fir’aun, kemudian mereka, Nabi Ibrahi dan Sarah beserta Hajar kembali ke Palestina setibanya di Palestina Nabi Ibrahim memperisteri Siti Hajar atas suruhan Sarah yang sudah lama tidak menghasilkan keturunan. Dengan beristerikan Siti Hajar itulah Nabi Ibrahim memperoleh keturunan seorang putra yang diberi nama “Isma’il” (sebagaimana banyak disebutkan dalam Al-Quran surat Maryam: 54, surat Ash-Shaffat : 100-111).
Setelah Siti Hajar melahirkan Isma’il dan pada waktu itu (Isma’il masih menyusu Ibunya) pulanglah Nabi Ibrahim diperintah oleh Sarah agar Siti Hajar dan Isma’il dibawa ke Haijaz. Dan sampai di Haijaz keduanya (Hajar dan Isma’il) ditinggalkan di Mekkah bersama-sama kaum Jurhim (selama-lamanya). Sehingga tidak menutup kemungkinan Nabi Ibrahim melakukan perjalanan antara Palestina dan Mekkah untuk menengok putranya Isma’il (yang tinggal di Mekkah bersama ibunya).
Pada suatu hari yang tertentu,Nabi Ibrahim sedang menjenguk (menemani) Isma’il di Mekkah, dan pada saat itu pula Nabi Ibrahim menerima perintah dari Allah (mendapat ujian) melalui mimpi, agar supaya menyembelih Isma’il, yang merupakan satu-satunya putra yang disayanginya. Sedangkan usia Isma’il pada waktu itu sudah berusia cukup untuk dapat berlari-lari bersama dia. Tatkala impian Nabi Ibrahim menjadi nyata kebenaran, maka Nabi Ibrahim berkata kepada Isma’il: “Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku (diperintah oleh Allah) menyembelih, maka fikirkanlah bagaimana pendapatmu !”. Lalu Isma’il menjawab: “Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu Insya Allah engkau akan termasuk orang-orang yang sabar”.
Setelah keduanya (Nabi Ibrahim dan Nabi Isma’il) mengadakan sepakat dan semangat tekad yang bulat untuk melaksanakan perintah Allah, maka banyak rintangan dan godaan dari syaitan yang selalu membisik kedalam telinga mereka, agar mereka membatalkan perintah itu, karena perintah itu tidak benar dan perintah bukan dari Tuhanmu. Demikian rintangan dan godaan iblis yang selalu dibisik ke dalam telinga Nabi Ibrahim dan Nabi Isma’il tetap melaksanakan perintah itu sekalipun banyak rintangan dan godaan yang dihadapinya.
Nabi Ibrahim membawa Nabi Ismail ke suatu tempat (penyembelihan), dan ketika Nabi Ibrahim mau menyembelih Nabi Isma’il dengan sebuah pedang yang tajam yang diletakkan pada leher Nabi Isma’il, lalu Nabi Isma’il diangkat oleh malaikat Jibril atas perintah Allah SWT dan setelah itu pula diganti dengan seekor domba yang besar dan gemuk dari Syurga kemudian disembelihlah seekor domba (dari syurga) itu sebagai ganti Nabi Isma’il. Karena mengingat perintah itu aku hanya sifatnya mencoba keimanan, ketabahan dan kesabaran kedua domba Allah (Nabi Ibrahim dan Nabi Isma’il) dalam menjalankan perintah-Nya. Dan akhirnya Nabi Ibrahim dan Nabi Isma’il mendapat kemenangan dihadapan Allah dengan mendapat gelar. “Ulul Azami” (artinya orang yang mempunyai/memperoleh kesabaran).
Peristiwa inilah yang kemudian menjadi perintah berkorban (bagi umat Islam yang mampu) menyembelih binatang ternak, yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzul Hijjah hingga hari Tasyriq (tanggal 11-12-13 Dzulhijjah).
====
silahkan like FB Fanspage ponpesalbadar dan follow twitter @ponpesalbadar
====