Istighfar hampir setiap waktu kita lakukan sebagai hamba, terutama ketika habis shalat, istighfar tidak pernah luput dari mulut kita dan selalu dibaca yang memuat pengharapan – pengharapan sebagai seorang hamba Allah yang penuh dengan kekhilafan dari berbagai aneka dosa, baik yang disengaja ataupun tidak terasa.
Barangsiapa yang membiasakan istighfar, maka Allah menjadikan baginya, setiap kesulitan akan ada jalan keluarnya, setiap kebingungan akan diganti dengan kegembiraan serta akan mendapatkan rezeki yang tidak disangka-sangka.
Abu Hurairah RA berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda : Demi Allah, sungguh aku memohon ampun dan bertaubat kepada Allah, lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari. (HR Bukhari).
Istighfar dan taubat sering disebut beriringan semisal dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 74 :
أَفَلَا يَتُوبُونَ إِلَى ٱللَّهِ وَيَسۡتَغۡفِرُونَهُۥۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ ٧٤
Artinya : Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya?. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Jika seperti ayat tersebut diatas kata istighfar dan taubat disebut beriringan, maka istighfar lebih dimaksudkan pada permohonan ampun, sedangkan taubat pada meninggalkan sebuah dosa dan tidak akan mengulanginya. Terkadang pula kata istighfar dan taubat tidak disebutkan secara beriringan, seperti dalam surah Al-Muzammil ayat 20 :
وَٱسۡتَغۡفِرُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمُۢ ٢٠
Artinya : Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Buah Istighfar
Makna istighfar akan lebih terasa bagi orang yang senantiasa memohon ampun kepada Allah SWT, sebab akan merasakan naungan-Nya dan senantiasa optimis menjalani hidup tanpa diliputi sedikitpun rasa pesimistis. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
Dari Ibnu Abbas berkata, bahwa Rasulullah bersabda : barang siapa banyak beristighfar, maka Allah akan memberikan baginya kebebasan dari setiap kesusaahan, jalan keluar dari setiap kesempitan, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak diduga sebelumnya.
Bacaan Sayyidul Istighfar
Ada begitu banyak macam istighfar, yang terpenting adalah istighfar yang paling mulia dan besar pahalanya serta paling besar peluang untuk dikabulkan adalah istighfar yang dimulai dengan memuji Allah, kemudian mengakui segala dosa yang dilakukan. Namun ada bacaan istighfar yang dikenal dengan sayyidul istighfar ( king of istighfar ) atau penghulu istighfar yang bersumber dari sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Syidad bin Aus RA :
للَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Allahumma anta robbii laa ilaaha illaa anta, kholaqtanii wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-u laka bini’matika ‘alayya, wa abuu-u bi dzanbii, faghfirlii fainnahuua laa yaghfirudz dzunuuba illa anta”
”Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau,Engkau yang menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu dan aku diatas ikatan janji -Mu dan akan menjalankannya dengan semampuku, aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang mengampuni segala dosa kecuali Engkau” (HR. Bukhari no. 6306)
Adapun macam istighfar lain yang tertera baik dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits :
رَبَّنَآ إِنَّنَآ ءَامَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Rabbanaa innanaa aamannaa faghfir lanaa dzunuubanaa waqinaa ‘adzaaban naar.
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran Ayat : 16)
اَسْتَغْفِرُاللهَ
Astaghfirullaah
Aku memohon ampunan kepada Allah. (HR Muslim)
رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَتُبْ عَلَيَّ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
“Rabbighfirlii watub ‘alayya innaka antat tawwaabur rahiim”
“Wahai Rabbku, ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Sunan Abu Daud, Turmudzi, Ibnu Majah).
اَسْتَغْفِرُاللهَ الّذِيْ لاَ اِلَهَ اِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّوّمُ وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ
Astaghfirullahal ladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaihi
Aku meminta pengampunan kepada Allah yang tidak ada tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri dan aku bertaubat kepadanya. (Sunan Abu Daud, Turmudzi)
Adapun fadilah atau keutamaan membaca sayyidul istighfar adalah :
مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا ، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِىَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهْوَ مُوقِنٌ بِهَا ، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
“Barangsiapa mengucapkannya pada siang hari dan meyakininya, lalu dia mati pada hari itu sebelum waktu sore, maka dia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa mengucapkannya pada malam hari dalam keadaan meyakininya, lalu dia mati sebelum waktu pagi, maka dia termasuk penghuni surga.”
Demikian sekilas mengenai pengertian serta bacaan sayyidul istighfar, semoga bermanfaat.