Tata Cara Mengingat Kepada Allah SWT
Menjadi tekad bagi setiap orang yang senantiasa mengingat kepada Allah swt.adalah berusaha mengikuti tata-cara Nabi mengingat kepada Allah swt.supaya dia diterima Allah SWT agar dia mendapatkan kebahagiaan.
Firman Tuhan dalam Surah Al-Ahzab ayat 21 :
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّـهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّـهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّـهَ كَثِيرًا ﴿٢١﴾
Artinya :”sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah saw itu suri tauladan yang baik bagi mu yaitu orang yang mengharap Rahmat Allah swt,dan kedatangan hari akhirat dan dia banyak menyebut Allah”.
Barangsiapa tidak mengikuti Rasulullah saw.maka sungguh dia termasuk orang-orang yang dipencilkan dari Rahmat Allah swt,dan akan mengalami kesesatan yang hebat.
Sabda Rasulullah saw.:
لَوْتَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ لَضَلَلْتُمْ
Artinya :”Seandainya kamu tinggalkan sunnah ( jalan yang ditempu Nabimu) niscaya kamu akan sesat”
Jadi barangsiapa yang dalam keadaan sadar(teringat) kemudian tata-cara pengabdiannya bertentangan dengan jalan yang ditempuh oleh Rasulullah saw.adalah ia termasuk orang yang sesat. Sesungguhnya cara Rasulullah saw.mengingat didasarkan pada petunjuk Allah swt.
Firman Tuhan dalam surat al-A’raf aat 205:
وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ ﴿٢٠٥﴾
Artinya:”Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dan merendahkan diri dan dengan tidak mengeraskan suarta diwaktu pagi dan petang,dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
Dari keterangan ayat ini dapatlah dipahami cara-cara Rasulullah saw,dalam mengingat yaitu :
- istiqamahnya hati mengingat Allah swt,tidak boleh sama sekali goyah,misalnya diarahkannya hati kearah NUR yang dibuat-buat ataupun semacamnya.
- Dengan keteguhan hati berserah diri kepada tuhan . segala hal yang mungkin membawa kepada sikap takabbur dan salah kifrah harus dijauhi.
- Dikokohkannya rasa taqwa kepada Allah swt. Kita tidak boleh sama sekali bersikap takabbur.misalnya memandang dirinya sendiri sebahai Tuhan disaat telah sampai ingatannya,yang dipendam dalam Nur ,yang dibuat-buat.
- Dikecilkannya suara pada waktu ia mengadakan pujian-pujian terhadap Allah swt.baik diwaktu siang hari maupun pada waktu malam hari. jadi tidak boleh berteriak dan tidak boleh pula diputar balikkan lafadz dzikir sehingga tidak mempunyai lagi arti atau menimbulkan kesan bagi yang mendengarkannya seakan-akan orang yang melakukannya itu adalah orang yang sedang mengigau.
Firman Tuhan dalam surat Al-A’raf ayat 180 :
وَلِلَّـهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴿١٨٠﴾
Artinya:”Dan tinggalkanlah orang-orang yang menimpang dari kebenaran dalam menyebut nama-nama Allah swt.
5. Istiqamah ingatan, tidak boleh sama sekali kita terlupa,manakala terlupa maka menjadi kewajiban bagi kita sadarkan diri.
Firman Tuhan dalam surat al-Kahfi ayat 24 :
وَاذْكُر رَّبَّكَ إِذَا نَسِيتَ ﴿٢٤﴾
Artinya:”Dan ingatlah Tuhanmu, jika kamu lupa”.
Bagi mereka yang mengamalkan tata-cara Rasulullah saw.yang berdasarkan tuntutanan dari Allah swt.itu disaat mereka sadar maka sungguh ia telah mengikuti jejak Rasulullah saw.dalam mengingat,niscaya Tuhan akan menerima secara psrah amalan pengabdiannya dan tidak ada keragu-raguan didalamnya.
Demikian Tata Cara Mengingat Kepada Allah SWT yang tertuang dalam kitab Al-Qaulus Shadiq fi Ma’rifatil Khaliq. Semoga bermanfaat.
====
Silahkan like FB Fan Page FB Fan Page atau follow Twitter PP. Al-Badar
====
Terjemah Kitab :
اَلْقَوْلُ الصَّادِقُ فىِ مَعْرِفَةِ اْلخَالِقِ
Karya : KH. Abd Rahman Ambo Dalle
Oleh : KH. Abd Muiz Kabry
Pare-Pare, 18 Jumadil Akhir 1396 H / 17 Mei 1976 M