Rangkaian kegiatan Peringatan 100 Hari Wafatnya Pendiri Pondok Pondok Pesantren Al-Badar Parepare, Prof. Dr. KH. Abd Muiz Kabry. Kegiatan meliputi tahlilan dan yasinan serta khotmul Qur’an berlangsung dan terpusat di Mesjid Nurul Badar Pondok Pesantren Al-Badar Parepare. Kegiatan tersebut dihadiri Ketua Umum Pengurus Besar Darud Dakwah Wal Irsyad ( PB-DDI ), Wakil Walikota Parepare Ir. H. Ahmad Faishal Andi Sapada SH. MM, tokoh alim ulama Parepare dan Sekitarnya, serta pejabat dilingkungan PEMDA Kota Parepare, Kementerian Propinsi Sulawesi Selatan. Dalam kesempatan sambutannya, mantan Kanwil Kementerian Agama Sulawesi Selatan memberikan kesan kepada hadirin bahwa Al-Mukarram Syekh Prof. Dr. KH. Abd Muiz Kabry adalah tipikal orang bugis yang memegang teguh 6 prinsip sebagai manusia, diantaranya sikap “getteng”, “getteng” merupakan manifestasi dari sikap istiqamah yang tercermin dari sikap Prof. Dr. KH. Abd Muiz Kabry semasa hidup. Sikap “getteng” itu sendiri tidak serta merta timbul karena membutuhkan kecerdasan dan keberanian. Sementara itu, Wakil Walikota Parepare mengatakan bahwa kepergian Prof. Dr. KH. Abd Muiz Kabry menyisakan duka mendalam khususnya bagi Kota Parepare karena kehilangan tokoh pendidikan, ulama, serta seorang yang senantiasa memberikan nasihat. Lebih lanjut Faishal Sapada berharap agar warga tetap bersatu sepeninggal beliau, karena banyak hal yang harus dilanjutkan termasuk menjaga eksistensi Pondok Pesantren Lil-Banat dan Pondok Pesantren Al-Badar Parepare, disertai dengan komitmen bahwa Pemda akan senantiasa bersama dalam menjaganya. Ketua Umum PB-DDI Drs. H. M Yunus Shamad Lc. MM juga senada dalam kesempatan tausiahnya, bahwa kedepan harus tetap solid dalam melanjutkan perjuangan Al-Mukarram Prof. Dr. KH. Abd Muiz Kabry, serta menceritakan kisah sepanjang kebersamaan dalam membina Darud Dakwah Wal Irsyad, salah satu yang menjadi kesan sepanjang kebersamaannya, Prof. Dr. KH. Abd Muiz Kabry dikenal tidak ingin menerima pemberian apalagi keliling meminta sumbangan jika melakukan kunjungan ke daerah. Sementara itu, Rangkaian kegiatan Yasinan dan Tahlilan kemudian dilanjutkan dengan khotmul quran yang dilakukan hingga menjelang maghrib sebagaimana yang dilakukan pada peringatan sebelumnya, karena yasinan dan tahlilan serta khotmul quran merupakan tradisi yang tumbuh berkembang dalam Pondok Pesantren.
100 Hari Wafatnya Pendiri Pondok Pesantren Al-Badar Parepare, Prof. Dr. KH Abd Muiz Kabry
Facebook Comments Box