Adab dan Hukum Menuntut Ilmu
Kita ketahui bersama tidak ada jalan untuk mengenal Allah dan mendapatkan keridhaan-Nya serta mendapatkan keselamatan. Hal ini senada dalam firman Allah SWT dalam surah Al-A’raf 157 :
…فَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِهِۦ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَٱتَّبَعُواْ ٱلنُّورَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ مَعَهُۥٓ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ١٥٧
… Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung
Betapa ayat diatas mencerminkan bahwa ilmu adalah cahaya, karena itu orang yang berilmu menempati kedudukan yang tinggi disisi Allah SWT, bahkan mendekati kedudukan para Nabi, Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Mujadilah 11:
يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ ١١
Artinya : … niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
Adab Menuntut Ilmu
Mensucikan Hati
Imam asy-Syafi’i pernah berkata (dalam bentuk syair), “Aku mengeluhkan buruknya hafalanku kepada Waki’, maka beliau membimbingku untuk meninggalkan maksiat-maksiat. Beliau memberitahuku bahwa ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak akan dihadiahkan kepada orang yang suka bermaksiat.”
Ikhlas Karena Allah:
“Siapa menuntut ilmu untuk meraih kebahagiaan negeri akhirat; ia kan beruntung meraih kemuliaan dari Allah yang Maha Pemberi Petunjuk; Maka dia pun akan meraih kebaikan yang berasal dari hamba-Nya”
Rendah Hati (tawadhu’) dan berkhidmat kepada guru.
atsar dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata, “Aku telah merendahkan diriku sebagai pencari (ilmu), maka sekarang aku menjadi mulia sebagai orang yang dicari (ilmunya).”
Diantara petuah Imam Ja’far ash-Shadiq adalah, “Ada empat hal, dimana seorang tokoh terpandang tidak boleh merasa gengsi untuk melakukannya, yaitu: berdiri dari tempat duduknya untuk (menyambut) ayahnya, melayani tamu, berdiri (untuk memegangi) kendaraan milik tamunya (ketika hendak pulang), dan berkhidmat kepada gurunya.”
Mencari Ilmu dari mana saja
“Seseorang tidak akan dibukakan baginya (pintu) ilmu sampai ia mempelajarinya dan merasa yakin bahwa ia samasekali tidak memilikinya. Sebab, tampilan-tampilan duniawi itu terkadang tidak pas dengan tampilan ukhrawi.”
Mengurangi makan dan jam tidur.
Diantara hikmah Luqman al-Hakim adalah, “Wahai anakku, jika lambung penuh, maka pikiran akan tertidur, hikmah menjadi bisu, dan anggota-anggota tubuh akan malas untuk beribadah.”
Menuntut Ilmu Sejak Dini:
Seorang pelajar harus memutuskan urusan-urusan yang merepotkan yang mampu ia lakukan, juga perkara-perkara yangbisa menghalangi kesempurnaan mencari ilmu, serta mengerahkan segenap kemampuan dan bersungguh-sungguh dalam menggapai keberhasilan.Maka sesungguhnya hal itu akanmenjadi pemutus jalan proses belajar.
“Siapa yang kehilangan waktu belajar pada waktu mudanya; takbirkan dia empat kali; anggap saja ia sudah mati. Seorang pemuda akan berarti apabila ia berilmu dan bertaqwa; Jika dua hal itu tiada, pemuda pun tak bermakna lagi.”
Harus menerima apa adanya (qana’ah)
Segala sesuatu yang mudah ia dapat, baik itu berupa makanan atau pakaian dan sabar atas kehudipan yang berada dibawah garis kemiskinan yang ia alami ketika dalam tahap proses mencari ilmu, serta mengumpulkan morat-maritnyahati akibat terlalu banyaknya angan-angan dan keinginan, sehingga sumber-sumber hikmah akan mengalir kedalam hati.
Mencatat Setiap Ilmu yang dipelajari:
“Ilmu itu bagaikan binatang buruan, dan menulis adalah pengikatnya; ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat; Sebab diantara bentuk kebodohan, engkau memburu seekor rusa; lalu kau biarkan rusa itu bebas begitu saja.”
Sabar Dibimbing Guru:
“Sabarlah dengan sikap guru yang terasa pahit di hatimu; sebab kegagalan itu disebabkan meninggalkan guru. Barangsiapa yang tak mau merasakan pahitnya menuntut ilmu sesaat; sepanjang hidupnya ia akan menjadi orang hina karena kebodohannya.”
Manajemen Waktu yang Baik:
“Takkan ada seorang pun yang akan mencapai seluruh ilmu; takkan ada, meskipun ia terus berusaha seribu tahun lamanya. Sesungguhnya ilmu itu bagaikan lautan yang sangat dalam, sebab itu ambilah semua yang terbaik dari ilmu yang ada.”
Waktu yang paling ideal dan baik digunakan oleh para pelajar:Waktu sahur digunakan untuk menghafalkan. Waktu pagi digunakan untuk membahas pelajaran. Waktu tengah hari digunakan untuk menulis. Waktu malam digunakan untuk meninjau ulangdan mengingat pelajaran.
Menikmati Ilmu yang Dipelajari:
“Malam-malamku untuk mempelajari ilmu terasa lebih indah daripada bersentuhan dengan wanita cantik dan aroma parfum. Mata penaku yang tertuang dalam lembaran-lembaran kertasku lebih nikmat daripada bercinta dan bercumbu. Menepuk debu-debu yang menempel di lembaran-lembara kertasku lebih indah suaranya daripada tepukan rebana gadis jelita.”
Bersama dengan Orang Berilmu dan Saleh:
“Bergaullah dengan orang-orang berilmu dan bertemanlah dengan orang-orang saleh diantara mereka; sebab berteman dengan mereka sangat bermanfaat dan bergaul dengan mereka akan membawa keuntungan. Janganlah kau merendahkan mereka dengan pandanganmu; sebab mereka seperti bintang yang memberi petunjuk, tak ada bintang yang seperti mereka.”
Mengembara Mencari Ilmu:
“Mengembaralah! Engkau akan mendapat sahabat-sahabat pengganti sahabat-sahabat yang ditinggalkan. Bekerja keraslah, karena kelezatan hidup adalah dalam bekerja keras. Saya berpendapat bahwa air jika tetap di suatu tempat, ia akan busuk. Jika ia mengalir barulah ia bersih, dan kalau tidak mengalir akan menjadi kotor. Singa, jika tidak keluar dari sarangnya, ia tak akan dapat makan. Anak panah jika tak meluncur dari busurnya ia takkan mengena.”
Menghargai Pendapat Orang Lain:
“Jika Anda benar-benar memiliki ilmu dan pemahaman tentang ikhtilaf ulama dulu dan sekarang. Maka hadapilah lawan diskusimu dengan tenang dan bijak; jangan sombong dan keras kepala.”
Tak Pernah Puas dengan Ilmunya:
“Setiap aku mendapat pelajaran dari masa, setiap itu pula aku tahu segala kekurangan akalku. Setiap ilmuku bertambah, setiap itu pula bertambah pengetahuanku akan kebodohanku.”
Hukum Menuntut Ilmu
Mencari ilmu hukumnya wajib, yang dapat diperinci dalam hal :
Fardhu Ain, karena semua muslim wajib menuntutnya agar aqidah tidak sesat sebagaimana firman Allah SWT :
فَٱعۡلَمۡ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۢبِكَ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مُتَقَلَّبَكُمۡ وَمَثۡوَىٰكُمۡ ١٩
Artinya : Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal
طلب العلم فريضة على كل مسلم
Fardhu Kifayah, ketika menuntut ilmu dengan tujuan mempelajari ilmu-ilmu syar’i dan mengkhususkan pada ilmu yang dibutuhkan masyarakat
Sesuai Firman Allah SWT :
۞وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ ١٢٢
Artinya : Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya
Demikianlah adab dan hukum menuntut ilmu, semoga bermanfaat
====
Silahkan like FB Fan Page FB Fan Page atau follow Twitter PP. Al-Badar
====