Pembahagian Pengabdian Lahir
Pengabdian lahir terbagi atas dua bahagian :
Pengabdian lahir yang langsung kepada Tuhan.
Pengabdian corak yang demikian ini adalah pengabdian yang secara individual diselenggarakan oleh manusia sebagai kewajiban tanda penyembahan terhadap Tuhannya, biasanya disebut dengan nama ‘ibadah’. Misalnya sembahyang dan lain-lainnya. Seseorang itu baru dapat dikatakan sembahyang jikalau dirinya sendiri mendirikan sembahyang dan tidak dapat digantikan pelaksanaannya oleh orang lain.
Rasulullah SAW sendiri mendapat perintah dari Allah SWT menyuruh isi rumahnya menegakkan sembahyang.
Firman Tuhan dalam surah Thaha ayat 132 :
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى (١٣٢)
Artinya : Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya.
Seandainya orang dapat diganti dalam penunaian kewajiban shalat tentu tak akan diperintahkan kepada Rasulullah SAW menyuruh isi rumahnya menegakkan kewajiban shalat.
Pengabdian lahir yang kaitannya dengan Allah SWT diantarai oleh sesuatu unsur.
Termasuk dalam bahagian ini adalah segala pengabdian yang mengandung perserikatan dalam pelaksanaanya antara kita sesama manusia, biasanya disebut ‘mu’amalah’ misalnya menciptakan rasa setiakawanan dalam kehidupan sosial masyarakat baik dalam bentuk tolong menolong maupun dalam bentuk jual beli dan lainnya..
Firman Tuhan dalam Surah Al-Maidah ayat 2
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُحِلُّوا شَعَائِرَ اللَّهِ وَلا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلا الْهَدْيَ وَلا الْقَلائِدَ وَلا آمِّينَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنْ رَبِّهِمْ وَرِضْوَانًا وَإِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوا وَلا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ أَنْ صَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَنْ تَعْتَدُوا وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (٢)
Artinya : Tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Menciptakan rasa solidaritas dikalangan kita lebih dititik beratkan pada segi-segi kebaikan dan pembinaan taqwa terhadap Allah SWT. Dan sama sekali tidak dapat dibenarkan kalau arahnya kepada perbuatan dosa dan sikap perbuatan ingkar.
Barangsiapa yang menitik beratkan terciptanya rasa kesetiakawanan dalam hal kebaikan dan pembinaan taqwa, maka orang tersebut adalah termasuk orang menjadikan sikap kesetiakawanan sebagai salah satu pengabdian (ibadah) terhadap Allah SWT.Dan barang siapa yang mengarahkan kesetiakawanan itu kearah bergelimang dalam dosa dan tindakan yang melampaui batas, maka orang tersebut dapat dipandang sebagai orang yang menjadikan hidupnya penuh dengan perbuatan yang durhaka terhadap Allah SWT.
Mudah-mudahan Allah SWT memberikan taufiq dan inayahnya pada kita semua dalam menunaikan pengabdian dzahiriyah ini, baik dalam bentuk ‘ibadah’ maupun dalam bentuk ‘muamalah’ secara sempurna agar kebaikan yang terkandung didalamnya dapat memberikan manfaat kepada kita, demikian pula pahala yang bersangkut paut dengan dengannya disisi Allah SWT. Amien.
====
Silahkan like FB Fan Page Facebook atau follow Twitter
====