Hari Idul Fitri dan Idul Adha Pada Hari Jumat. Maka terdapat beberapa pendapat di kalangan kaum muslimin. Di antara pendapat-pendapat itu adalah : 1. Hari Idul Fitri dan Idul Adha Pada Hari Jumat, maka shalat jumat ditiadakan
Pendapat ini menganggap bahwa shalat Jumat boleh tidak dilaksanakan berdasarkan hukum rukhsah (keringanan), karena sulit berkumpulnya orang dua kali, sehingga cukup pada shalat Id saja. Jadi meninggalkan shalat Jumat pada hari itu tidak wajib, hanya semata-mata keringanan saja, sehingga tidak perlu pula melaksanakan shalat Dzuhur. Hal ini berdasarkan pada hadis yang bersumber dari Abdullah ibnu Zubair :
أَنَّهُ قَالَ عِيْدَانِ اجْتَمَعَا فِى يَوْمٍ وَاحِدٍ، فَجَمْعُهُمَـا فَصَلاَّهُمَا رَكْعَتَيْنِ بُكْرَةً، لَمْ يَزِدْ عَلَيْهَا حَتّىٰ صَلَّى الْعَصْـرَ. رواه أبو داود. (فقه السنة، الجزء الثانى، ٣٨٥)58.
“Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda : Dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha dengan hari Jumat) berkumpul pada satu hari, maka kumpulkanlah keduanya dan shalatlah dua rakaat saja di waktu padi dan tidak ditambah atasnya hingga shalat Ashar”. (H. R. Abu Daud).
Dan dalam hadis lain diriwayatkan bahwa :
عَنْ زَيْدٍ بْنِ أَرْقَمٍ قَالَ : صَلَّى الْعِيْدَ أَوَّلِ النَّهَــارِ، ثُمَّ رَخَصَ فِى الْجُمْعَةِ. (يسئلونك فى الدين الدنيا، الجزء الثانى، ۹٢)59.
“Dari Zaid bin Arqam berkata : Nabi saw. shalat hari raya di pagi hari kemudian mengadakan rukhsah pada shalat Jumat (tidak melaksanakan lagi shalat Jumat)”.
2. Shalat Id (Idul Fitri dan Idul Adha) dilaksanakan dan boleh melaksanakan pula shalat Jumat.
Mereka ini berpendapat bahwa boleh meninggalkan shalat Jumat, jika sekiranya pada hari Jumat jatuh pada hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha). Tetapi bagi mereka ini lebih mulia sekiranya shalat Jumat tetap dilaksanakan sesuai waktunya. Sebab shalat Id dilaksanakan pada waktu pagi dan shalat Jumat dilaksanakan pada waktu tergelincirnya matahari.
Hal ini berdasarkan hadis dari Zaid bin Arqam bahwa Muawiyah bertanya kepadanya :
هَلْ شَهَدْتَ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه و سلم عِيْدَيْنِ اجْتَمَعَا ؟ قَالَ زَيْدٌ : نَعَمْ، صَلىَّ الْعِيْدَ أَوَّلِ النَّهَارِ، ثُمَّ رَخَصَ فِى الْجُمْعَةِ، فَقَالَ : مَنْ شَاءَ أَنْ يَجْمَعَ فَلْيَجْمَعْ، يَجْمَعُ مَعْنَاهَا يُصَلِّى الجُمْعَةِ. . (يسئلونك فى الدين الدنيا، الجزء الثانى، ۹٢)60.
“Adalah kami menyaksikan pada masa Rasulullah saw dua hari raya berkumpul pada satu hari? Berkata Zaid, benar. Shalat Id pada pagi hari kemudian meniadakan shalat Jum’at. Kemudian Rasulullah saw bersabda: Barang siapa yang ingin shalat Jum’at, maka shalat jum’atlah”.
3. Shalat Id dan shalat Jum’at keduanya harus dilaksanakan.
Pendapat ini menghendaki shalat Id dilaksanakan dan shalat jum’at dilaksanakan pula tanpa menghiraukan hadits tentang rukhsah yang membolehkan tidak shalat jum’at sejauh mereka tidak dalam perjalanan.
Pendapat ini tidak didukung suatu nash sehingga posisinya lemah.
4. Wajib shalat dhuhur terhadap orang yang lupa shalat jum’at karena adanya hari raya.
Pendapat kalangan Hambali ini bertentangan hadits Nabi terdahulu:
لَمْ يَزِدْ عَلَيْهَا حَتىّٰ صَلَّ الْعَصْرِ. (فقه السنة الجزء الثانى، ٣٨٥)60a.
“Tidak ditambah (shalat Id (hari raya) dua rakaat hingga shalat ashar”.
Kelihatannya dari empat pendapat di atas, ternyata yang memiliki dalil pegangan (nash) adalah pendapat pertama dan kedua yang dapat menjadi pegangan bagi kita semua.
Demikian artikel Hari Idul Fitri dan Idul Adha Pada Hari Jumat.
Semoga bermanfaat
====
silahkan like FB Fanspage ponpesalbadar dan follow twitter ponpesalbadar
====
Review Overview
Hari Idul Fitri dan Idul Adha Pada Hari Jumat
Prof. Dr. KH. Abd. Muiz Kabry