Pembagian Hukum Syariat
Hukum syariat ﴿ الأحكام ﴾ terbagi dalam beberapa bagian, berikut penjelasannya berdasarkan Kitab Mabady Awaliyah :
الأحكام تسعة : الواجب والمندوب والمباح والحرام والمكروه والصحيح والباطل والرخصة والعزيمة.
فالواجب : مايثاب على فعله ويعاقب على تركه . كالصلوات الخمس وصوم رمضان.
المندوب : مايثاب على فعله ولايعاقب على تركه . كتحية المسجد.
الحرام : مايثاب على تركه ويعاقب على فعله . كالربا وفعل المفسدة
المكروه : مايثاب على تركه ولايعاقب على فعله . كتقديم اليسرى على اليمنى فى الوضوء
المباح : ما لا يثاب على فعله ولايعاقب على تركه . كالنوم فى النهار.
الصحيح : ما يجتمع فيه الركن والشرط
الباطل : ما لا يجتمع فيه الركن والشرط
الركن : ما يتوقف عليه صحة الشيء وكان جزأ منه. كغسل الوجه للوضوء وتكبيرة الاحرام للصلاة
الشرط : ما يتوقف عليه صحة الشيء وليس جزأ منه. كماء مطلق للوضوء وستر العورة للصلاة.
الرخصة : هي الحكم الذى يتغير من سعوبة الى سهولة مع قيام سبب الحكم الاصلي . كجوز الفطر للمسافر لا يجهده الصوم وأكل الميتة للمضطر
العزيمة : هي الحكم كوجوب الصلوابت الخمس وحرمة اكل الميتة لغير المضطر.
Al-Ahkam al-Syar’iy (hukum-hukum syariat) dibagi menjadi sembilan, yaitu: wajib, mandub, mubah, haram, makruh, sahih, bathil, rukhshah dan ‘azimah. Adapun definisi masing-masing sembilan hukum tersebut adalah sebagai berikut:
- Wajib, yaitu sesuatu yang apabila dikerjakan akan diberi pahala dan ketika ditinggalkan akan disiksa. Seperti shalat lima waktu dan puasa Ramadhan.
- Mandub, yaitu sesuatu yang apabila dikerjakan akan diberi pahala dan apabila ditinggalkan tidak akan disiksa. Seperti shalat tahiyat masjid.
- Haram, yaitu sesuatu yang apabila ditinggalkan akan diberi pahala dan apabila dikerjakan akan disiksa. Seperti riba dan melakukan kerusakan.
- Makruh, yaitu sesuatu yang diberi pahala apabila ditinggalkan, tapi tidak disiksa apabila dikerjakan. Seperti mendahulukan bagian yang kiri dalam wudhu.
- Mubah, yaitu sesuatu yang apabila ditinggalkan dan dikerjakan tidak mendapat pahala dan siksa. Seperti tidur siang hari.
- Shahih, yaitu sesuatu yang didalamnya mencakup rukun dan syarat.
- Bathil, yaitu sesuatu yang didalamnya tidak mencakup rukun dan syarat. Rukun adalah sesuatu yang menyebabakan sahnya sesuatu (pekerjaan) dan ia merupakan bagian (juz) dari sesuatu (pekerjaan) itu. Seperti membasuh wajah dalam berwudhu dan takbiratul ihram dalam shalat. Adapun syarat adalah sesuatu yang menyebabkan sahnya sesuatu (pekerjaan), namun ia bukanlah bagian (juz) dari sesuatu (pekerjaan) tersebut.
- Rukhshah, yaitu perubahan hukum dari berat menjadi ringan, sedangkan sebab hukum asalnya masih tetap. Seperti diperbolehkannya membatalkan puasa bagi musafir meskipun ia tidak merasa keberatan untuk melanjutkan puasanya. Dan diperbolehkan memakan bangkai bagi orang yang terpaksa.
- ‘Azimah, yaitu hukum seperti kewajiban shalat lima waktu dan haramnya memakan bangkai bagi yang tidak terpaksa.
Demikian sekilas mengenai pembagian hukum syariat, semoga bermanfaat.