Pondok Pesantren Al-Badar sejak ditinggalkan oleh pendirinya Syekh Prof. Dr. KH. Abd Muiz Kabry seakan kehilangan gaung, patron utama pondok dan ulama yang berpengaruh di Sulsel meninggalkan pondok pesantren yang tergolong muda usia saat ditinggalkan dan kemudian dilanjutkan oleh putranya yang kelima Nasrulhaq Muiz S.HI.
Ditanya mengenai pengembangan pondok pesantren Al-Badar, Nasrulhaq mengatakan bahwa, saat ini masih menjadi Amul Huzni (tahun kesedihan) bagi pondok dan dirinya pribadi, diakuinya 8 bulan sejak meninggalnya sang pendiri sekaligus pimpinan pondok masih melakukan penataan yang komprehensif.
Insya Allah kami berusaha mengembangkan pondok ini menjadi lebih baik, bagaimanapun ini merupakan jihad fi sabilillah mencerdaskan melalui agama dan pendidikan, terangnya. Ada saat Allah SWT menguji kita dengan mengambil orang yang kita cintai, namun itu sebagai peringatan Allah SWT agar kita senantiasa mengingat-Nya.
Yang jelas, Pendiri Pondok Pesantren Al-Badar, Syekh KH. Abd Muiz Kabry telah meletakkan pondasi yang kokoh bagi kami untuk melanjutkan perjuangan beliau. Kami tinggal mengisi ruang yang belum terkelola secara maksimal agar kapasitas pondok sebagai sentrum keagamaan dan keilmuan meningkat dengan ditunjang kemandirian ekonomi pondok. “terang Nasrulhaq Muiz”ز
Pengembangan pondok tetap memperhatikan “ المحافظة على القديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلح” kaidah ushul yang juga sering diungkapkan pendiri pondok Syekh KH Abd. Muiz Kabry. Kami akan memelihara kelestarian tradisi serta apa yang telah berjalan dengan baik, dan memutus mata rantai sesuatu yang belum atau tidak berjalan dengan baik demi kemaslahatan. Ungkap Nasrulhaq
Mungkin selain aktifitas serta rutinitas pondok, kami juga akan senantiasa tetap berkomunikasi dan menjaga silaturahim dengan pondok lain yang ada di sulsel maupun diluar sulsel, seperti dengan cara melakukan kegiatan kegiatan forum pertemuan yang di inisiasi pesantren Al-Badar. Insya Allah kita akan melanjutkan inisiasi seperti itu sebagaimana yang sering dilakukan Pondok Pesantren Al-Badar ketika pendiri pondok pesantren Al-Badar masih hidup. Kita ingin pondok pesantren menjadi tempat munculnya fikiran mulia tentang keagamaan, keummatan, kebangsaan dan kenegaraan. Pungkas Nasrulhaq Muiz